Saturday, October 30, 2010

Apakah Diversifikasi Dalam Memilih Saham Merupakan Strategi Yang Tepat?

"Diversifikasi adalah sebuah proteksi atas kebodohan.
(Hal itu) tidak berarti banyak bagi mereka yang mengetahui apa yang mereka lakukan".
Paul Tudor Jones

 Sebagian besar orang menyarankan – mungkin lebih dari 80% - jika ingin berinvestasi di pasar saham, sebaiknya melakukan diversifikasi ke banyak saham yang berbeda sehingga kita bisa terhindar dari kerugian yang besar. Alasan mereka salah satunya adalah jika kita telah memilih untuk membeli 10-20 perusahaan yang berbeda dan pada sector yang berbeda, berarti jika satu saham nilainya turun berarti kemungkinan … dan sering berharap nilai saham yang lain akan naik harganya. Selanjutnya … berharap secara rata-rata akan mendapatkan keuntungan yang diinginkan.
Banyak juga yang mengatakan,”Jika saya berinvestasi pada 3 reksadana saham, 3 reksadana campuran, memegang 20 saham yang berbeda, dst …”, berarti kita telah melakukan diversifikasi yang menguntungkan.
Bagaimana menurut Anda?
Diversifikasi  adalah wujud dari ketidaktahuan dan kurangnya informasi di bursa saham – Warren Buffett.
Pernahkan Anda melihat sirkus, sulap atau semacamnya bersama anak2 Anda? Jika melihat permainan piring berputar yang diletakkan dalam serangkaian bambu/stick, kemudian si pemain sirkus berusaha memutarkan banyak piring dalam satu waktu … bagaimana perasaan Anda/anak Anda melihatnya? Tegang? Tahan nafas? Atau mungkin terheran2 mengapa hal itu bisa dilakukan – mungkin Anda perlu memperhatikan ekspresi anak anda pada pengalaman pertamanya!
Yang  pasti pemain memerlukan latihan yang konsisten & diiringi dengan pengalaman yang banyak. Semakin sedikit jumlah piring yang dimainkan, semakin fokus & semakin mudah pemain sirkus tersebut melakukannya.
Sama kejadiannya jika Anda berinvestasi pada bursa saham.
Jika kita memegang saham terlalu banyak di tangan, kemungkinan kita akan memiliki perasaan emosi seperti itu. Akan membutuhkan banyak waktu untuk memantau setiap saham yang Anda miliki & akan cukup sulit mengendalikan emosi Anda. Atau mungkin bahkan Anda sampai lupa saham-saham apa saja yang sudah dimiliki.
Misalkan Anda & saya memiliki goal untuk memperoleh keuntungan 30% per tahun secara konsisten. Jika kita sampai memiliki 10 - 20 saham yang berbeda, berarti masing2 dari jenis saham tersebut harus memiliki gain minimal 30%. Atau kita harus menghitung rata-rata kenaikan seluruh saham yang dimiliki sekitar 30%. Kalau menurut saya akan sulit untuk mendapatkan banyak saham yang memiliki pertumbuhan minimal 30% - mungkin saja terjadi tapi akan membutuhkan energi dan research yang banyak. Dan tentunya perlu memiliki keyakinan berinvestasi yang tinggi. Lalu bagaimana jika menginginkan keuntungan yang lebih besar dari 30%?
Saya akan lebih senang & memiliki keyakinan yang baik untuk melompat parit yang kecil dalam satu waktu dibandingkan berusaha untuk melompati sungai yang lebar. Namun dalam jangka panjang, jumlah parit yang saya lompati pasti akan lebih lebar dari satu buah sungai.
Strategi yang saya pergunakan adalah cukup dengan memiliki 3 – 5 saham yang berbeda (pasti saya ingat nama-nama sahamnya diluar kepala!). Tentu sebelumnya perlu melakukan research yang baik, pilih saham-saham yang berada pada kreteria/aturan yang saya pegang, tunggu momentum belinya, usahakan membeli sedekat mungkin dengan titik belinya, dan bertindaklah – perlu diingat kondisi market harus dalam keadaan uptrend. Jika nanti ada kesalahan prediksi, akui & ulangi lagi prosesnya.
Dengan melakukan proses tersebut dan memiliki jumlah saham yang tidak banyak akan sangat mungkin mencapai tujuan yang saya harapkan.  Apakah memiliki 3 – 5 saham yang berbeda akan mungkin menghasilkan keuntungan yang diharapkan dibandingkan dengan 10 – 20 saham?
Mungkin tabel berikut dapat menjadi bahan pertimbangan:
Misalkan goal keuntungan jangka panjang = 30%

Saham A
Saham B
Saham C
Saham D
50%
35%
50%
-7%
Saham A
Saham B
Saham C
Saham D
Saham E
Saham F
Saham G
Saham H
Saham I
Saham J
Saham K
Saham L
Saham M
50%
35%
50%
-7%
30%
20%
20%
50%
100%
15%
-5%
50%
-6%
4 buah saham Rata2 Gain:
32%
13 buah saham Rata2 Gain:
30.9%

Menurut Anda mana yang lebih mudah dicapai & dipantau?
Tindakan yang saya lakukan adalah:
Misalkan saya memiliki dana 100 juta untuk diinvestasikan dalam pasar saham dan ingin memiliki 3 saham yang berbeda, berarti saya perlu membeli sekitar 30 -35 juta untuk masing2 saham.
Saya akan melihat data-data pada dailystockprice.net report setiap hari dan melakukan pekerjaan rumah - baca artikel - sambil memasukkan saham yang ingin dibeli dalam monitor list pribadi saya.
Jika nantinya ada salah satu saham yang saya beli tidak menunjukkan response yang diinginkan – baca artikel - dalam jangka waktu tertentu, saya dapat dengan cepat mengambil keuntungan jangka pendek dan mengganti saham tersebut dengan saham lain yang menurut saya akan mendapatkan gain yang lebih baik.
Begitu ketiga saham tersebut memiliki kinerja yang baik, saya akan mulai mencari saham yang keempat, dan seterusnya sampai maksimum 5 saham.  Jika perlu saya akan menambah dana secara bertahap sesuai dengan kondisi keuangan saya.
Jika goal  jangka panjang sudah tercapai (misalnya lebih cepat dari waktu yang saya targetkan), yang saya lakukan adalah melakukan evaluasi kembali atau take profitbaca artikel.
Fokuslah dengan apa yang Anda lakukan – William O’Neil & semua investor besar.

http://www.dailystockprice.net/
Saturday 12 Sep 2009

Belilah Saham Pada Awal Terjadinya Momentum

Seperti pada artikel sebelumnya, jika kita membiarkan bursa saham menjadi ‘Tour Guide’ investasi pribadi kita, Anda dan saya pasti akan terus mempersiapkan diri untuk tetap konsisten melakukan pekerjaan rumah investasi.
Pekerjaan rumah investasi tidak melihat apakah bursa saham sedang dalam keadaan downtrend, sideways atau uptrend. Ide dasarnya adalah tetap melakukan persiapan. Sering kali tindakan ini mengeluarkan sejumlah biaya untuk secara rutin mendapatkan masukan informasi yang tepat dan dapat dipercaya terlepas dimana kita mendapatkannya.
Dalam mengambil keputusan investasi, hal terbaik yang perlu dilakukan adalah mengambil keputusan beli pada awal terjadinya momentum beli saham, kemudian lakukan teknik averaging up secara bertahap untuk menambah koleksi saham pada satu saham perusahaan tertentu sampai Anda dan saya mencapai target alokasi dana yang ingin ditempatkan dalam saham perusahaan yang dimaksud.

Mengapa?

Sesuai dengan hukum fisika mengenai kekekalan energi, suatu benda jika sedang bergerak - mendapatkan momentum - akan cenderung melanjutkan pergerakkannya, demikian juga sebaliknya untuk benda yang diam; akan cenderung tetap diam sampai diberikan momentum.
Dalam dunia investasi saham, yang menjadi masalah adalah bagaimana memilih saham yang sedang bergerak naik – memiliki momentum kenaikan harga saham. Karena mau tidak mau setiap orang dan tentu saja perusahaan institusi besar yang berinvestasi di pasar saham – selain melakukan short selling - ingin saham yang dibelinya mengalami kenaikan harga. Perusahaan-perusahaan institusi besar tersebut akan membentuk opini publik yang pada dasarnya akan memberikan data-data research mereka kepada nasabah-nasabahnya sehingga momentum pergerakan saham tetap terjaga. Research mereka memiliki keakuratan yang tinggi mengingat mereka memiliki banyak ahli dibidangnya dan meluangkan waktu yang banyak untuk melakukannya – jika kedua kekuatan ini digabungkankan akan memiliki dampak yang signifikan.
Dengan data-data dan jumlah research yang mereka lakukan, mereka pada akhirnya akan memutuskan saham-saham mana yang dipilih untuk dijadikan target investasi dan akan direkomendasikan kepada nasabahnya atau dijadikan bagian dari portofolionya.
Pada saat perusahaan institusi besar ini sudah mengambil keputusan investasi – biasanya dalam jumlah yang besar atau sangat besar – mereka akan mulai mengambil posisi di bursa secara bertahap. Dalam banyak kasus, tidak mungkin mereka mengambil posisi beli pada satu hari saja. Mereka akan melakukannya selama bebeberapa hari, bahkan sampai beberapa bulan.
Fakta yang perlu diingatkan adalah 80% sampai 90% pergerakan bursa saham pada umumnya dan juga pergerakan saham perusahaan tertentu pada khususnya dikendalikan oleh perusahaan institusi besar ini.

Kita sebagai investor pribadi tinggal memilih berita-berita yang dikeluarkan oleh mereka, kemudian selanjutnya mengikuti pergerakannya melalui berbagai analisa teknik yang telah kita pilih. Dalam berjalannya waktu, sering kali nantinya akan muncul berita berupa opini, rumors, atau apapun bentuknya pada berbagai media finansial. Yang perlu kita pilih adalah berita yang berdasarkan data, bukan asumsi, rumors maupun opini.
Jadi dengan singkat, jika suatu saham dengan fundamental yang kuat dan memiliki track record yang baik serta memiliki ekspektasi perkembangan perusahaan jangka panjang yang baik, akan selalu mendapatkan momentum yang baik pula. Perusahaan institusi besar menyukainya.
Dalam penerapannya, jika suatu perusahaan publik sedang mendapatkan momentum belinya,
“Apakah sebaiknya membeli saham tersebut pada awal terjadinya momentum atau pada akhir terjadinya momentum?”
“Apakah momentum harga beli saham dapat diketahui dengan pasti, tanpa perkiraan?”
“Kapan saat yang paling baik mengambil keputusan beli?”

ADHI pertama kali - setelah market terkonfirmasi uptrend – mencapai harga belinya pada tanggal 1 April 2010 (1) dengan harga beli 445 dengan maksimum harga beli 465. Penutupan harga saham pada hari itu 450 (1.12%). Kesempatan beli hanya muncul 1 hari pada tanggal 2 April 2010. Bagi Anda yang memutuskan untuk membeli saham ini, mungkin saja tidak mendapatkan kesempatan membeli.
ADHI kembali mencapai harga belinya pada tanggal 29 Juli 2010 dengan harga beli 650 (2) – harga beli maksimum 680; lihat report tanggal 29 Juli 2010 - setelah mengalami masa konsolidasi selama kurang lebih 16 minggu. Kesempatan beli muncul dari tanggal 30 Juli sampai dengan 8 Agustus 2010 (3).
Kesempatan untuk menambah porsi saham – averaging up – terjadi berturut-turut (4) pada harga 680 (9 Agustus – 2nd buy), 700 (1 September – 3rd buy), dan 1030 (5 Oktober – 4th buy) – lihat data pada report.

Article_Oct10_ADHI_History

Membeli saham sampai dengan kesempatan ketiga masih dimungkinkan dan disarankan untuk ekstra hati-hati membeli saham pada kesempatan beli ke-4 atau lebih (5).
Sampai saat ini ADHI tidak pernah membuat kita menjalankan aturan cut loss 7% - 8%.
Kelemahan mengambil keputusan beli pada akhir momentum adalah biasanya saham perusahaan yang dimaksud sudah diketahui oleh khalayak ramai, yang dalam kebanyakan kondisi “pesta” kenaikan sahamnya sudah hampir selesai atau bahkan sudah lewat. Kondisi ini yang pernah saya bahas pada artikel-artikel sebelumnya – mengenai lemming factor.
Akhirnya jika suatu saham sudah mengalami kesempatan beli untuk sekian kalinya – kesempatan beli ke-4 atau yang lebih besar – disarankan untuk tidak terus menerus melakukan pembelian namun tetap simpan data perusahaan ini dan lakukan evaluasi secara berkala fundamental perusahaan yang dimaksud (pekerjaan rumah investasi). Selanjutnya biarkan momentumnya reda sesaat – biasanya membutuhkan masa konsolidasi paling tidak selama 7 minggu. Kemudian bersiap-siap jika momentum beli berikutnya terjadi kembali.
Dalam dailystockprice report, kami melakukan tracking pada saham-saham yang mengalami pergerakan momentum positif dan mempublikasikan report tersebut untuk Anda.

http://www.dailystockprice.net/ 19 Sep 2009

Saturday, October 23, 2010

Lakukan Investasi, Maka Anda Kaya

Senin, 18/10/2010 10:43 WIB

Jakarta – Kita semua mengetahui bahwa aset adalah suatu yang sangat berharga dan manusia merupakan aset yang paling sangat berharga karena merupakan anugrah dari Tuhan Sang Pencipta. Jika dipilah, maka ada bermacam macam aset di muka bumi ini, namun yang dibahas disini hanya terbatas pada aset yang berhubungan dengan perencanaan keuangan utamanya aset finansial saja.
Berbicara mengenai penambahan aset, alangkah bijak jika kita melakukan evaluasi terhadap kekayaan (aset) bersih yang kita miliki. Aset atau kekayaan bersih adalah selisih dari total kekayaan atau harta yang anda miliki dikurangi oleh seluruh utang yang ada.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
H (Harta)  -  U (Utang) = KB (Kekayaan Bersih)
Lalu apa yang dimaksud dengan kekayaan alias harta itu?, adalah segala sesuatu materi yang anda miliki dan memiliki nilai jual (secara ekonomis), misalkan:
  1. Saldo pada Bank (tabungan, deposito & giro);
  2. Nilai pasar atas aset investasi (obligasi, reksa dana & saham);
  3. Nilai pasar perhiasan emas murni (logam mulia);
  4. Nilai tunai asuransi jiwa;
  5. Nilai pasar property anda (perhitungannya adalah harga realisasi penjualan property sekelas dan terdekat + nilai jual objek pajak dibagi dengan 2);
  6. Nilai pasar kendaraan (mobil, motor);
  7. Nilai pasar peralatan rumah tangga (peralatan dapur, elektronik, dll);
  8. Nilai pasar perabotan rumah (furniture), nilai barang pribadi, dll.
Kemudian apa yang dimaksud dengan utang?, adalah seluruh sisa pinjaman (pokok dan bunga) yang anda miliki (ingat pinjaman bukan penyertaan modal investasi dari pihak lain kepada anda), misalkan:
  1. Utang jangka pendek (maksimal 1 tahun);
  2. Jangka menengah diatas 1 tahun hingga 5 tahun;
  3. Utang jangka panjang diatas 5 tahun.
Pertanyaan berikut adalah bagaimana cara meningkatkan aset tersebut?, lakukanlah investasi, berikut adalah langkah-langkahnya:
  1. Lakukan investasi dengan jumlah minimal 10% dari pendapatan anda;
  2. Tentukan sasaran (target) investasi tersebut, misal untuk dana pendidikan anak saat masuk universitas atau untuk persiapan membeli rumah baru atau mungkin untuk berlibur dengan keluarga?, dll.;
  3. Tentukan waktu yang tersedia, berdasarkan poin 2 didapat waktu yang tersedia, misal untuk dana pendidikan tersedia 10 tahun (bagi orang tua yang memiliki anak dengan usia 8 tahun), dana untuk membeli rumah direncanakan 5 tahun dari sekarang dan untuk dana berlibur dibutuhkan waktu (misalnya) 9 bulan dari sekarang;
  4. Tentukan instrumen investasi anda berdasarkan waktu yang tersedia, bentuklah portfolio investasi pribadi anda, misal sebagai berikut: : (a) Waktu tersedia kurang dari 1 tahun, Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) dengan kombinasi pada deposito; (b) Waktu tersedia antara 1 – 3 tahun, Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) dikombinasi dengan Reksa Dana Campuran (RDC); (c) Waktu tersedia antara 3 – 5 tahun, Reksa Dana Campuran (RDC) dengan kombinasi Reksa Dana Saham (RDS) serta jika memungkinkan (tergantung besar aset tunai anda) dapat ditambah dengan sedikit dikombinasi pada pembelian dan penjualan saham (trading) di bursa efek; (d) Diatas 5 tahun, Reksa Dana Saham (RDS) sebagian besar, dengan kombinasi investasi pada trading saham (sebagian kecil); (e) Catatan tambahan untuk poin ‘c’ dan ‘d’ sangat dianjurkan hanya bagi mereka yang telah memiliki aset tunai bersifat likuid berupa dana darurat yang telah mencapai 6 hingga 12 kali rata-rata pengeluaran per bulannya;
  5. Lakukan proteksi atas aset finansial anda dengan membeli asuransi jiwa melalui produk tradisional dengan jenis YRT (Yearly Renewable Term) yakni produk yang hanya memberikan uang pertanggungan tanpa ada unsur investasi ataupun tabungan. Mengapa jenis ini?, karena memiliki uang pertanggungan yang besar dengan premi yang minimal, sedangkan asuransi yang dikombinasikan dengan investasi (unit link) terbukti biaya di 5 tahun pertama adalah sangat mahal.
  6. Lakukan monitoring terhadap butir 4 diatas, lihat perkembangan dana investasi versus target minimal yang harus tercapai.
Setelah langkah untuk meningkatkan aset melalui investasi dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah kembali melakukan evaluasi secara berkala terhadap kekayaan bersih anda, berikut adalah formulasi Rasio Ideal Kekayaan Bersih (minimal , secara matematis:
Us (Usia) X PT (Pendapatan Tahunan) / 10 >=  3,5 PT (Pedapatan Tahunan)
Jadi setelah anda melakukan investasi silahkan evaluasi (berkala tahunan), apakah:
  • KB (Kekayaan Bersih) anda sudah berada >= 3,5 PT atau
  • KB (Kekayaan Bersih) anda sudah berada < 3,5 PT
Untuk jelasnya lihat tabel contoh dibawah ini, dua orang pekerja dengan jabatan yang berbeda:
Uraian
Direktur
Karyawan
Usia (tahun)
35
35
Pendapatan/Bulan (Rata-rata)
Rp 35.000.000
Rp 2.500.000
Pendapatan/Tahun
Rp 420.000.000
Rp 30.000.000
Kekayaan Bersih
Rp 850.000.000
Rp 125.000.000
Penjelasan /Analisa :
Total kekayaan bersih sang Direktur Rp 850 juta, kekayaan bersih sang Karyawan hanya sebesar Rp 125 juta, namun ternyata sang Karyawan lebih kaya dari sang Direktur, ini disebabkan karena:
Rasio Kekayaan Bersih
Direktur
Karyawan
Rasio Ideal Kekayaan Bersih
2,02%
4,17%
Rasio Ideal Kekayaan Bersih (minimal)
3,50%
3,50%
Jadi ternyata sang Direktur tidak lebih kaya dari sang Karyawan karena Rasio Kekayaan Bersih Direktur hanya 2,02 (mungkin memiliki utang yang besar disertai dengan gaya hidup yang mewah), sedangkan sang Karyawan memiliki Rasio Kekayaan Bersih yang lebih baik dari standar minimum yaitu sebesar 4,17. Jangan menyalahkan diri anda jika rasio belum tercapai, ini adalah merupakan langkah awal untuk melakukan perencanaan keuangan, usahakan rasio minimal sebesar 3,50 dapat tercapai sejalan dengan perkembangan waktu.
Jika ingin menjadi kaya secara finansial ada pesan yang pertama yaitu “Lakukanlah Investasi maka Anda Menjadi Kaya”, jangan berpikir terbalik “Lakukan Investasi Jika Telah Kaya!’. Pesan sederhana ini silahkan dicoba karena sejauh yang kami ketahui  orang terkaya didunia melakukan pesan yang pertama, selamat mencoba.


Taufik Gumulya – detikFinance
CFP® , Perencana Keuangan pada TGRM Financial Planning Services