Saturday, October 30, 2010

Belilah Saham Pada Awal Terjadinya Momentum

Seperti pada artikel sebelumnya, jika kita membiarkan bursa saham menjadi ‘Tour Guide’ investasi pribadi kita, Anda dan saya pasti akan terus mempersiapkan diri untuk tetap konsisten melakukan pekerjaan rumah investasi.

Pekerjaan rumah investasi tidak melihat apakah bursa saham sedang dalam keadaan downtrend, sideways atau uptrend. Ide dasarnya adalah tetap melakukan persiapan. Sering kali tindakan ini mengeluarkan sejumlah biaya untuk secara rutin mendapatkan masukan informasi yang tepat dan dapat dipercaya terlepas dimana kita mendapatkannya.
Dalam mengambil keputusan investasi, hal terbaik yang perlu dilakukan adalah mengambil keputusan beli pada awal terjadinya momentum beli saham, kemudian lakukan teknik averaging up secara bertahap untuk menambah koleksi saham pada satu saham perusahaan tertentu sampai Anda dan saya mencapai target alokasi dana yang ingin ditempatkan dalam saham perusahaan yang dimaksud.

Mengapa?

Sesuai dengan hukum fisika mengenai kekekalan energi, suatu benda jika sedang bergerak - mendapatkan momentum - akan cenderung melanjutkan pergerakkannya, demikian juga sebaliknya untuk benda yang diam; akan cenderung tetap diam sampai diberikan momentum.
Dalam dunia investasi saham, yang menjadi masalah adalah bagaimana memilih saham yang sedang bergerak naik – memiliki momentum kenaikan harga saham. Karena mau tidak mau setiap orang dan tentu saja perusahaan institusi besar yang berinvestasi di pasar saham – selain melakukan short selling - ingin saham yang dibelinya mengalami kenaikan harga. Perusahaan-perusahaan institusi besar tersebut akan membentuk opini publik yang pada dasarnya akan memberikan data-data research mereka kepada nasabah-nasabahnya sehingga momentum pergerakan saham tetap terjaga. Research mereka memiliki keakuratan yang tinggi mengingat mereka memiliki banyak ahli dibidangnya dan meluangkan waktu yang banyak untuk melakukannya – jika kedua kekuatan ini digabungkankan akan memiliki dampak yang signifikan.
Dengan data-data dan jumlah research yang mereka lakukan, mereka pada akhirnya akan memutuskan saham-saham mana yang dipilih untuk dijadikan target investasi dan akan direkomendasikan kepada nasabahnya atau dijadikan bagian dari portofolionya.
Pada saat perusahaan institusi besar ini sudah mengambil keputusan investasi – biasanya dalam jumlah yang besar atau sangat besar – mereka akan mulai mengambil posisi di bursa secara bertahap. Dalam banyak kasus, tidak mungkin mereka mengambil posisi beli pada satu hari saja. Mereka akan melakukannya selama bebeberapa hari, bahkan sampai beberapa bulan.
Fakta yang perlu diingatkan adalah 80% sampai 90% pergerakan bursa saham pada umumnya dan juga pergerakan saham perusahaan tertentu pada khususnya dikendalikan oleh perusahaan institusi besar ini.

Kita sebagai investor pribadi tinggal memilih berita-berita yang dikeluarkan oleh mereka, kemudian selanjutnya mengikuti pergerakannya melalui berbagai analisa teknik yang telah kita pilih. Dalam berjalannya waktu, sering kali nantinya akan muncul berita berupa opini, rumors, atau apapun bentuknya pada berbagai media finansial. Yang perlu kita pilih adalah berita yang berdasarkan data, bukan asumsi, rumors maupun opini.
Jadi dengan singkat, jika suatu saham dengan fundamental yang kuat dan memiliki track record yang baik serta memiliki ekspektasi perkembangan perusahaan jangka panjang yang baik, akan selalu mendapatkan momentum yang baik pula. Perusahaan institusi besar menyukainya.
Dalam penerapannya, jika suatu perusahaan publik sedang mendapatkan momentum belinya,
“Apakah sebaiknya membeli saham tersebut pada awal terjadinya momentum atau pada akhir terjadinya momentum?”
“Apakah momentum harga beli saham dapat diketahui dengan pasti, tanpa perkiraan?”
“Kapan saat yang paling baik mengambil keputusan beli?”

ADHI pertama kali - setelah market terkonfirmasi uptrend – mencapai harga belinya pada tanggal 1 April 2010 (1) dengan harga beli 445 dengan maksimum harga beli 465. Penutupan harga saham pada hari itu 450 (1.12%). Kesempatan beli hanya muncul 1 hari pada tanggal 2 April 2010. Bagi Anda yang memutuskan untuk membeli saham ini, mungkin saja tidak mendapatkan kesempatan membeli.
ADHI kembali mencapai harga belinya pada tanggal 29 Juli 2010 dengan harga beli 650 (2) – harga beli maksimum 680; lihat report tanggal 29 Juli 2010 - setelah mengalami masa konsolidasi selama kurang lebih 16 minggu. Kesempatan beli muncul dari tanggal 30 Juli sampai dengan 8 Agustus 2010 (3).
Kesempatan untuk menambah porsi saham – averaging up – terjadi berturut-turut (4) pada harga 680 (9 Agustus – 2nd buy), 700 (1 September – 3rd buy), dan 1030 (5 Oktober – 4th buy) – lihat data pada report.

Article_Oct10_ADHI_History

Membeli saham sampai dengan kesempatan ketiga masih dimungkinkan dan disarankan untuk ekstra hati-hati membeli saham pada kesempatan beli ke-4 atau lebih (5).
Sampai saat ini ADHI tidak pernah membuat kita menjalankan aturan cut loss 7% - 8%.
Kelemahan mengambil keputusan beli pada akhir momentum adalah biasanya saham perusahaan yang dimaksud sudah diketahui oleh khalayak ramai, yang dalam kebanyakan kondisi “pesta” kenaikan sahamnya sudah hampir selesai atau bahkan sudah lewat. Kondisi ini yang pernah saya bahas pada artikel-artikel sebelumnya – mengenai lemming factor.
Akhirnya jika suatu saham sudah mengalami kesempatan beli untuk sekian kalinya – kesempatan beli ke-4 atau yang lebih besar – disarankan untuk tidak terus menerus melakukan pembelian namun tetap simpan data perusahaan ini dan lakukan evaluasi secara berkala fundamental perusahaan yang dimaksud (pekerjaan rumah investasi). Selanjutnya biarkan momentumnya reda sesaat – biasanya membutuhkan masa konsolidasi paling tidak selama 7 minggu. Kemudian bersiap-siap jika momentum beli berikutnya terjadi kembali.
Dalam dailystockprice report, kami melakukan tracking pada saham-saham yang mengalami pergerakan momentum positif dan mempublikasikan report tersebut untuk Anda.

http://www.dailystockprice.net/ 19 Sep 2009