Saturday, September 10, 2011

Cara melepaskan locking atau hedging

Banyak teman trader yang bertanya, bagaimana cara saya lepas dari locking atau hedging? Nah saya akan berbagi tipsnya kepada anda sekalian. Syaratnya:
1. Jangan terbawa emosi / sabar mencari momen keluar dari locking.
2. Jika locking / hedging lebih dari 50 pips, diperlukan sampai beberapa kali penggunaan teknik ini.
Caranya:

Gunakan TF1H (Wajib)
Tunggu momen harga menyentuh S/R 3, dimana pengalaman saya 2 tahun mengamati, jika harga telah menyentuh S/R 3 maka harga akan bouncing 30 - 50 pips, sebelum market akan memutuskan melanjutkan trend atau malah trend berubah. Kita manfaatkan momen tersebut.
Lepas hedging yang bernilai profit saat harga menyentuh S/R 3.
Jika locking/hedging yang terjadi lebih dari 50 pips, maka anda harus melakukan limit order 25 - 30 pips arah berlawanan dengan Open Posisi kita yang bernilai minus (floating yang masih terbuka)

www.belajarforexgratis.net, Supriyanto 16 August 2011

Thursday, September 8, 2011

Saatnya Meraih Untung Investasi Emas


JAKARTA- Harga emas yang melambung berkontribusi besar pada inflasi Agustus (month to month) yang mencapai 0,19% dari total inflasi 0,93%, sedangkan bagi para investor emas, kondisi ini bisa berarti saatnya meraih untung.

Kenaikan harga tersebut dipicu permintaan emas dunia yang terus menanjak, harga emas di Pasar London (Kitco) kemarin ditutup 1.840,29 dolar per "troy once" atau sekitar 559 ribu rupiah per gram pada Kamis (8/9).

"Kalau harga saat beli dibandingkan harga sekarang sudah naik minimal 60%, sekarang saatnya menjual," ujar Juli Ranti (35) seorang investor emas di Jakarta, Jumat (9/9).

Juli mulai berinvestasi emas sejak 2007 lalu dengan membeli emas 22 karat seharga Rp200 ribu rupiah per gram di Unit Logam Mulia ANTAM, Pulogadung, Jakarta.

"Sekarang sudah 350 ribu rupiah per gram," kata Juli, namun ia belum berencana menjual kembali emasnya, "Tunggu sebentar lagi, biar untung," lanjutnya.

Lain halnya dengan Vertica Ahza (39) yang mulai berinvestasi emas sejak mulai bekerja pada 1993.

"Kemarin sebelum Lebaran saya jual, lumayan buat THR," ujarnya di Jakarta, Jumat (9/9).

Tica, panggilan akrabnya, mengaku untung hingga 75 persen dari penjualan tersebut, "Sekarang belum mau beli lagi karena harganya masih tinggi, mungkin juga tidak akan turun, jadi harus rajin mengumpulkan uang buat beli emas," katanya.

Menurut pemilik Toko Emas Murni di Pasar Paseban, Jakarta Pusat, Syarifudin (38), harga beli emas memang sedang tinggi.

"Kalau yang 22 karat saya jual 350 ribu rupiah per gram, tidak bisa kurang lagi, kalau yang 18 karat 230 ribu rupiah per gram," ujarnya.

Sedangkan untuk harga beli, Syarifudin menentukan harga berdasarkan kondisi emas yang akan dijual, "Tergantung kondisi dan modelnya," ujarnya.

Ketentuan tersebut harus dilakukan karena menurut Syarifudin kebanyakan penjual jarang yang menyertakan sertifikat emas.

"Biasanya saya beli seharga 75 persen dari harga jual kalau kondisinya bagus, kalau sudah cacat (pudar atau ternoda) bisa kurang," katanya.

Senada dengan Syarifudin, Tanti (27) penjual emas di Toko Djaya, Pasar Cikini, Jakarta Pusat, juga mematok harga beli sesuai dengan kondisi emas yang akan dijual.

"Ya, sekitar 75% dari harga beli," ujarnya di Jakarta, Kamis (8/9).

Pascalebaran ini, toko-toko emas di Pasar Paseban maupun Pasar Cikini sudah banyak yang buka, namun masih sepi pengunjung.

"Paling ramai ya waktu mau Lebaran kemarin, mungkin akan normal lagi minggu depan," kata Tanti.(ant/hrb)

Jumat, 9 September 2011 | 9:43

Pahami Psikologi Pasar


Memprediksi arah indeks saham di tengah ketidakpastian ekonomi memang sangat sulit. Volatilitas pasar tak hanya dipengaruhi oleh fundamental ekonomi tetapi lebih didominasi oleh psikologi pasar yang terkadang membuat indeks naik tak terduga dan hari berikutnya turun tajam tak terkira.

Ini pula yang terjadi pada perdagangan saham hari-hari belakangan ini. Bursa global anjlok tajam karena kekhawatiran terjadinya resesi dunia yang bersumber dari AS dan Eropa yang tengah dilanda krisis utang. Pengangguran yang tetap tinggi di AS, yakni di level 9,1% pada Agustus 2011 ditambah pertumbuhan ekonomi yang lambat mencemaskan pasar, sehingga investor beramai-ramai melepas sahamnya.

Namun, sentimen itu serta merta berbalik arah menjadi optimisme setelah Presiden Bank Dunia Robert Zoellick meyakini bahwa AS dan Eropa sepertinya tak akan resesi. Bank Dunia menilai progres pemulihan ekonomi di negara-negara itu sudah sesuai arah dan tengah berupaya memperbaiki fiskalnya agar tidak menjadi bom waktu di kemudian hari. Indeks saham yang bergerak seperti jet coaster itu selintas terlihat aneh.

Tetapi itulah pasar. Paul Krugman, peraih Nobel Ekonomi 2008, mengatakan bahwa perilaku investor global mengikuti isyarat kawanan (run with herd). Perilaku itu disebut herding behaviour yang tak bisa dicermati oleh ilmu keuangan semata, tetapi juga ilmu psikologi yang dapat berperan untuk mengidentifikasi perilaku investasi saat ini.

Sentimen dan ekspektasi sangat mendominasi perilaku investor, sehingga mereka sangat sensitif dalam merespons informasi. Ini pula yang membuat lembaga pemeringkat seperti Standard & Poor’s (S&P), Moodys, dan Fitch berpengaruh besar dalam menciptakan naik turunnya indeks.

Belum lepas dari ingatan kita ketika S&P menurunkan peringkat utang AS dari AAA menjadi AA+ yang langsung direspons pasar dengan penurunan indeks sangat tajam. Gara-gara itu, Presdir S&P Seven Sharma mengundurkan diri karena diduga banyak mendapat tekanan. Yang menjadi pertanyaan, sudahkan risiko-risiko global itu lenyap seiring kembalinya optimisme pasar terhadap pemulihan ekonomi?

Sejatinya belum, karena pasar masih menunggu pidato Presiden AS Barack Obama, hari ini, yang akan menyampaikan proposal tentang penciptaan lapangan kerja di AS. Kabarnya, Obama akan meluncurkan program senilai US$ 300 miliar untuk membuka lapangan kerja baru. Jika pidato itu memuaskan pasar, tentunya optimisme akan berlanjut.

Selain itu, pasar masih mengkhawatirkan komitmen Yunani dan Italia dalam mengatasi defisit utangnya lewat berbagai langkah pengetatan. Faktor global memang penuh ketidakpastian. Namun, sentimen dalam negeri cukup positif. Berbagai indikator makro ekonomi, seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan juga suku bunga sangat memuaskan. Tak heran, emiten di Indonesia rajin memanen laba. Tahun lalu, laba emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) rata-rata 44% dan pada semester I- 2011 sekitar 39%.

Yang cukup menggembirakan, pesatnya laju pertumbuhan ekonomi RI yang diprediksi di atas 6,5% tahun ini, belum menyebabkan mesin ekonomi kita kepanasan (overheating), seperti Tiongkok. Sebab, inflasi tetap terjaga di level rendah. Bahkan, untuk momen Puasa dan Lebaran yang merupakan siklus konsumsi tinggi, inflasi bisa dikendalikan di bawah 1%. Melihat indikator dalam negeri, mustinya investor tak perlu panik yang menyebabkan salah dalam mengambil keputusan jual (sell) atau beli (buy). Sebab, jika kita salah mengambil keputusan bisa jadi investasi yang kita benamkan di pasar modal habis begitu saja.

Adam Smith dalam bukunya The Money Game mengatakan, perilaku pasar didorong oleh dua faktor, yaitu fear (ketakutan) dan greed (keserakahan). Kedua faktor itu merupakan variable yang sulit dikontrol dan acapkali melahirkan masalah. Saat pasar sedang bullish, investor beramai-ramai masuk hingga menciptakan bubble (gelumbung kosong). Sebaliknya, saat pasar bearish, investor ketakutan dan akhirnya indeks anjlok sangat dalam, meskipun kinerja emitennya sangat baik. Yang perlu diingat, uang selalu bergerak ke tempat-tempat yang menguntungkan. Investasi portofolio di Indonesia dikenal mampu memberikan return yang tinggi karena ditunjang oleh kinerja emiten yang cukup bagus.

Jadi, tak mustahil krisis AS dan Eropa justru membuat dana-dana asing mengalir makin deras ke sini, apalagi fundamental ekonomi RI cukup solid. Menghadapi volatilitas pasar global yang sangat tajam sebagai dampak ketidakpastian ekonomi, sikap cepat panik harus dibuang jauh-jauh. Selain fundamental emiten, psikologi pasar perlu dipahami agar kita tidak selalu gigit jari dalam berinvestasi di pasar saham.***

Kamis, 8 September 2011 | 10:02
http://www.investor.co.id/tajuk/pahami-psikologi-pasar/19468

Wednesday, September 7, 2011

C

CD (CERTIFICATE OF DEPOSIT) - Surat hutang jangka pendek yang diterbitkan oleh bank dan
umumnya memberikan bunga tetap (fixed-rate) kepada pembelinya.

COST AVERAGING - Suatu Strategi melalui pembelian surat berharga atau berinvestasi dalam jumlah tertentu secara reguler atau pada interval waktu tertentu. Pada saat harga surat surat berharga mengalami penurunan, maka jumlah unit yang dibeli semakin banyak sedangkan pada saat harga pasar naik, maka akan semakin sedikit jumlah unit yang dibeli. Secara keseluruhan, harga beli rata-rata akan menjadi semakin rendah dan kemungkinan besar akan lebih rendah dari harga pasar terakhir dan lebih rendah dari rata-rata harga pasar jika pembelian dilakuakn tidak secara teratur.

B

BEARISH MARKET - Suatu kondisi pasar keuangan dalam periode tertentu dimana harga pasar surat berharga sedang mengalami penurunan.

BETA - Suatu ukuran fluktuasi portfolio investasi atau individual instrument investasi dibandingkan dengan pasar (stock market), yang diwakili oleh index. Nilai beta pasar adalah 1. Beta lebih dari 1 menggambarkan bahwa portfolio investasi lebih fluktuatif dibandingkan dengan pasar atau index.

BLUE CHIP - Saham biasa (common stock) yang memiliki kinerja fundamental yang baik, seperti selalu membukukan keuntungan dalam beberapa tahun terakhir, memiliki pertumbuhan yang baik, selalu membagikan dividend, memiliki reputasi manajemen yang baik, dan sebagainya.

BURSA SAHAM NEW YORK (NEW YORK STOCK EXCHANGE) - Bursa saham tertua dan terbesar di
dunia dengan lebih dari 3000 perusahaan yang mendaftarkan sahamnya untuk diperdagangkan.

BURSA (BOURSE) - tempat berlangsungnya perdagangan surat berharga.

BULL MARKET - Kondisi pasar dimana harga surat-surat berharga dalam kondisi mengalami kenaikan.

A

ALPHA - Selisih antara hasil investasi aktual dengan hasil investasi yang diharapkan atau tolok ukurnya (benchmark), untuk level resiko pasar (beta) tertentu. Nilai alpha positif menggambarkan bahwa kinerja portofolio investasi lebih baik dari perkiraan sebelumnya (benchmark). Sedangkan untuk nilai alpha positif menunjukkan bahwa kinerja portfolio investasi kurang baik dibandingkan dengan tolok ukurnya (benchmark).

AMERICAN DEPOSITARY RECEIPT (ADR) - Sertifikat yang menggambarkan jumlah kepemilikan saham dalam suatu perusahaan diluar Amerika Serikat (AS), namun disimpan di Bank di Amerika Serikat dengan cabang dibeberapa negara dunia. Sertifikat tersebut dapat diperjual belikan di bursa atau pasar AS, sehingga memudahkan investor AS untuk berinvestasi pada saham perusahaan diluar AS.

ANUITAS (ANNUITY) - Suatu ikatan atau kontrak antara pemodal dan perusahaan asuransi dimana
setelah pembelian kontrak oleh pemodal, perusahaan asuransi tersebut menjamin suatu penerimaan (hasil) yang tetap atau variable selama jangka waktu tertentu secara teratur.

ALOKASI AKTIVA (ASSET ALLOCATION) - Strategi investasi yang mengalokasikan (diversifikasi) total aktiva (portfolio investasi) dalam beberapa kelompok, seperti saham, obligasi dan instrument pasar uang, sebagai upaya untuk menurunkan (meminimalkan) resiko investasi.

Abjat

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

Tuesday, September 6, 2011

Analisa Teknikal: Dow Theory Bag. 3 (3 prinsip kedua Teori Dow)

Dalam pelajaran sebelumnya, kita membahas pengenalan Teori Dow dan tiga prinsip pertamanya, yaitu pasar punya tiga tren, tiap tren punya tiga tahap, pasar selalu memperhitungkan (discount) semua berita. Sekarang, kita akan membahas 3 prinsip kedua yang menyelesaikan pembahasan mengenai Teori Dow dan memberikan kita dasar dalam menganalisa tren serta melakukan transaksi.

Prinsip keempat Teori Dow adalah Indeks Harus Saling Mengkonfirmasi. Dalam hal ini, Dow mengacu pada Dow Jones Transportation Index dan the Dow Jones Industrial Average.
Untuk memahaminya, penting untuk mengingat bahwa di era Dow, pertumbuhan AS digerakan oleh sektor industri. Kedua indeks ini terdiri dari perusahaan manufaktur, dan perusahaan kereta yang merupakan metode utama pengiriman barang jadi ke pasar. Apa yang dimaksud Dow di sini adalah anda tidak akan mendapat rally sesungguhnya di salah satu indeks tanpa konfirmasi dari keduanya karena bila laba perusahaan manufaktur meningkat mereka akan mengirim lebih banyak produk. Ini berarti laba perusahaan transportasi dan indeks transportasi juga akan naik. Dow menyatakan bahwa ketika kedua indeks bergerak dalam arah yang berbeda, itu merupakan tanda pasar akan berubah arah.




Prinsip kelima adalah Tren Dikonfirmasi Dengan Volume. Apa yang dimaksud Dow adalah ada banyak alasan mengapa harga bergerak dalam volume rendah. Namun ketika harga bergerak dalam volume tinggi, ada kemungkinan pergerakan menjadi cerminan pandangan pasar keseluruhan. Dow memandang bahwa bila banyak trader berpartisipasi dalam suatu pergerakan harga dan harga bergerak dalam satu arah signifikan, ini merupakan indikasi tren sedang terbentuk karena inilah arah yang diantisipasi pasar akan terus bergerak.



Prinsip keenam adalah Tren Selesai Ketika Ada Sinyal Pasti Membuktikan Itu Telah Berakhir. Apa yang dimaksud Dow ialah ada pergerakan pasar yang bertolak belakang dengan tren utama, namun belum tentu tren berakhir dan pasar akan melanjutkan tren sebelumnya. Masih banyak perdebatan mengenai cara jitu untuk menentukan kapan sinyal definitif mengindikasikan tren berakhir, dan inilah yang menjadi pelajaran analisa teknikal selanjutnya.
(Oleh: Nizar Hilmy)

Analisa Teknikal: Dow Theory Bag.2

Bagian kedua dari Prinsip Pertama dalam Teori Dow adalah tren punya tiga tahap (Trends have 3 phases)

Accumulation Phase, di mana trader ahli secara aktif mengambil posisi yang berlawanan dengan sebagian besar orang di pasar. Harga tidak banyak berubah dalam fase ini karena para “ahli” itu hanya minoritas, makanya tidak cukup besar untuk dapat menggerakan pasar.

Public Participation Phase, di mana publik memahami apa yang diketahui “ahli” dan mulai trading pada arah yang sama. Perubahan harga yang cepat terjadi dalam fase ini karena semua orang memilih satu arah.

Excess Phase, di mana spekulasi merajalela dan para ahli mulai keluar dari posisi mereka Di sini anda akan melihat bagaimana psikologi investor dan trader memainkan peran penting, yang akan dibahas lebih dalam nanti.


Salah satu contoh terbaik yang menunjukan ketiga fase terjadi dalam uptrend adalah pergerakan Nasdaq hingga 2000.

Grafik Nasdaq yang menunjukan tiga fase tren


Bagian ketiga dari Prinsip pertama Teori Dow adalah Pasar sudah memperhitungkan semua berita (the Market Discount All News), yang artinya ketika berita diumumkan, akan langsung tercermin dalam pergerakan harga instrumen. Pada hal ini, Teori Dow sesuai dengan hipotesa pasar efisien, yaitu:
Hipotesa Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis/EMH) menyatakan bahwa pasar keuangan efisien secara informasi (informationally efficient), atau harga aset yang diperdagangkan, seperti saham, oblogasi, properti, mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dengan demikian tidak bias karena mencerminkan keyakinan kolektid semua investor mengenai prospek masa depan.
Konsep bahwa pasar memperhitungkan semua berita adalah salah satu argumen penggunaan analisa teknikal sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan dalam pasar. Pandangan itu menyakini pasar sudah mencakup semua faktor fundamental, maka satu-satunya cara untuk mengalahkannya adalah dengan analisa teknikal. (Oleh: Nizar Hilmy)

Analisa Teknikal: Dow Theory Bag. 1

Dalam topik ini, kita akan membahas sejarah analis teknikal dan sesuatu yang disebut Teori Dow (Dow Theory).

Sebagian besar menganggap bapak analis teknikal adalah Charles Dow, pendiri Dow Jones & Co yang menerbitkan Wall Street Journal. Pada 1900an, ia menulis serangkaian catatan yang membahas bagaimana harga dalam Dow Jones Industrial Average and the Dow Jones Transportation Index bergerak.

Setelah menganalisa kedua indeks itu, ia menyampaikan keyakinannya bahwa pasar cenderung bergerak sama. Catatan itu, yang diperluas oleh trader lainnya di tahun-tahun berikutnya, dikenal dengan Teori Dow.

Meski Teori Dow ditulis 100 tahun yang lalu, sebagian besar isinya masih relevan hingga hari ini. Dow berfokus pada indeks saham dalam tulisannya, namun prinsip dasarnya relevan dengan pasar apapun.

Teori Dow terbagi dalam 6 prinsip (tenet) dasar. Dalam pelajaran ini, ketika akan membahas tiga tenet pertama, dan menyelesaikan topic Teori Dow dalam pelajaran berikutnya dengan membahas tiga tener terakhir.

Prinsip pertama Teori Dow adalah pasar punya 3 trend (Markets have 3 trends)

Uptrend, yaitu ketika harga suatu instrumen bergerak naik secara berurutan dan ditutup lebih tinggi dari sesi/periode sebelumnya dan level low-nya terus lebih tinggi dari sesi/periode sebelumnya.

Downtrend, yaitu kebalikan dari di atas, ketika pasar secara terus menerus membuat lower low dan lower high.

Corrections, yaitu suatu pergerakan setelah pasar bergerak tajam dalam satu arah lalu bergerak ke arah berlawanan sebelum melanjutkan arah awalnya.

Untuk memahami secara jelas bentuk tren di atas lihat gambar di bawah ini.

Pergerakan Harga dalam Uptrend


Pergerakan harga dalam downtrend


Pergerakan harga dalam koreksi


(Oleh: Nizar Hilmy)

Ketika bullish semakin pekat

(Tulisan ini telah dimuat di Harian KONTAN edisi Senin, 4 Oktober 2010 dengan Judul “Waspadai P/E Madness“)

DALAM melakukan investasi, price to earning ratio (P/E) adalah alat ukur yang paling populer dalam menentukan murah atau mahalnya harga suatu saham. Suatu saham dikatakan murah jika memiliki P/E yang rendah, dan dikatakan sudah mahal jika P/E sudah tinggi.
Faktor P/E ini sekitar satu-dua bulan terakhir terlihat menjadi perhatian utama pasar. Pergerakan harga saham memang memiliki siklus. Sektor rotasi, bahasa kerennya. Pada awal dimulainya sebuah tren naik, saham-saham berkapitalisasi besar atau big caps biasanya akan menjadi target utama perburuan pemodal.
Harga big caps ini lantas naik sehingga P/E menjadi tinggi (mahal). Pemodal lalu mengejar saham-saham unggulan atau blue chips yang lagi ‘mode’ (belakangan ini berupa saham-saham komoditas) dan yang dalam pengamatan 10 orang atau lebih analis fundamental, sehingga P/E jadi mahal.

Setelah itu, pelaku pasar mengejar saham-saham dengan P/E rendah, tapi memiliki operasional yang jelas.
Gajah Tunggal (GJTL), Mitra Adiperkasa (MAPI), Charoen Pokphand (CPIN), Japfa Comfeed (JPFA), Asahi Mas Flat Glass (AMFG) adalah contoh saham-saham yang sekitar dua bulan lalu memiliki P/E berkisar 5-7 kali, tapi saat ini P/E mereka sudah sekitar dua kali lipatnya.
Kegilaan atas saham-saham dengan P/E rendah ini kemudian berlanjut pada saham-saham lainnya, yang tidak pernah terdengar oleh sebagian besar pelaku pasar pemula (yang baru mulai investasi dalam 1–2 tahun terakhir). Ketika AQUA go private di harga Rp 500.000 per saham (ekuivalen dengan P/E sekitar 60 kali), saham-saham yang dianggap satu sektor dengan AQUA langsung mengejar. ADES berusaha mengejar agar P/E-nya naik menjadi 60 kali. ULTJ tidak mau kalah juga.

Selesai sampai di situ? Ternyata tidak. Saham-saham yang sudah lama tidak pernah muncul juga berkejaran naik. Euforia P/E ini menyisakan pertanyaan dalam benak saya: benarkah market sudah demikian bullish sehingga orang bisa mengejar saham apapun dan pasti untung? Apakah bullish memang sudah sedemikian pekat sehingga, meminjam istilah dari lagu almarhum Gombloh, tahi kucing (berhak untuk) berasa coklat?
Menghadapi kondisi market yang seperti ini, saya ingin mengingatkan:

Trading itu berbeda dengan investasi. Jika Anda berinvestasi (jangka panjang), Anda harus yakin bahwa saham yang Anda beli, selain murah dan berfundamental bagus, juga memiliki pergerakan harga yang sehat dari waktu ke waktu. Saham-saham musiman (terutama dengan P/E yang tidak murah lagi), hanya baik untuk trading, tidak untuk investasi.
Ketika Anda membeli saham, perhatikanlah saham apa yang Anda beli. Jika saham itu sebenarnya hanya saham musiman, ingatlah bahwa nanti akan ada masa di mana saham-saham yang biasanya diam, akan kembali diam tidak bergerak. IHSG memang masih bisa bergerak naik untuk jangka panjang, tapi hanya saham-saham dengan beta yang sehat serta korelasi yang tinggi yang akan ikut bergerak menyertai kenaikan IHSG.
Dalam tiga bulan terakhir, banyak sekali berita negatif yang belum direspon oleh pergerakan harga. Target angka inflasi tahunan yang terancam tak tercapai, kenaikan TDL yang berkelanjutan, kebijakan-kebijakan baru dari Bank Indonesia (yang bahkan telah berhasil membuat para bankir bingung), pembatasan BBM bersubsidi yang cepat atau lambat akan segera diberlakukan.
Sebentar lagi, laporan keuangan kuartal III akan keluar. Harga saham yang terbang di atas awan hanya didorong oleh rumor bisa saja, bahkan kemungkinan besar, akan dipaksa kembali ‘berpijak di tanah’ saat laporan keuangannya ternyata biasa-biasa saja.
Jika Anda memutuskan untuk ‘terpaksa mengubah posisi trading Anda menjadi investasi’ akibat ‘tersangkut’, saya hanya bisa berpesan bahwa, menurut pengalaman saya, para pengelola dana asing biasanya tidak tertarik untuk membeli saham-saham yang: jumlah saham beredarnya sedikit, kapitalisasinya kecil, pernah digoreng, dan bergerak di sektor investasi. Maklum, perusahaan investasi biasanya sudah lebih pintar mengelola investasinya sehingga merasa tak perlu untuk berinvestasi pada perusahaan investasi lainnya.
Jika alasan Anda membeli saham karena IHSG masih bergerak naik, perhatikan arah jangka pendeknya. Jika tren jangka pendek IHSG berubah jadi turun, perhatikan arah pergerakan harga jangka pendeknya sebelum kembali melakukan akumulasi.

Kenaikan IHSG saat ini akibat masuknya dana asing yang sangat besar. Ini terjadi setelah Japan Credit Rating Agency, sebuah lembaga pemeringkat utang dari Jepang, menaikkan rating utang Indonesia menjadi investment grade pada 13 Juli lalu. Aliran dana asing sejak saat itu hingga 30 September lalu sudah mencapai Rp 11,3 triliun. Dus, hampir mendekati rata-rata dana asing yang masuk dalam lima tahun terakhir, yang sekitar Rp 14 triliun-Rp 15 triliun. Padahal, ini baru foreplay. Ingat, masih ada lembaga perating utang lainnya yang jauh lebih besar pengaruhnya; Moody’s, S&P, dan Fitch.

Jadi, terlepas dari risiko yang telah cukup tinggi, saya masih percaya bahwa IHSG masih bisa bergerak menuju 5.000, bahkan lebih tinggi, dalam 1-2 tahun ke depan. Nikmatilah market yang bullish ini, tapi tetap waspada dan rasional agar Anda tidak tergelincir dalam ganasnya pasar modal Indonesia. Semoga beruntung!

http://satrio.blog.kontan.co.id/2010/10/06/ketika-bullish-semakin-pekat/

‘Saham yang Penggeraknya adalah Pasar’, Apakah itu?

Dalam berbagai kesempatan, saya selalu berpesan:

Tradinglah pada saham-saham yang penggeraknya adalah pasar yang murni’

Orang jadi bertanya-tanya:

Bukankah ketika harga bergerak penggeraknya selalu orang yang melakukan beli dan jual di pasar modal?
Bukankah itu berarti setiap harga bergerak selalu penggeraknya adalah pasar?
Jika itu bukan pasar? Emang ada pasar yang lain? Pasar Tanah Abang? Atau Pasar Blok M?

Hehehe… tentu saja tidak seperti itu. Jika anda sudah membaca buku tulisan saya: ‘Membuat perencanaan trading dengan menggunakan suport, resisten, trend, dan FIBONACCI RETRACEMENT‘, anda pasti sudah mengerti apa yang saya maksudkan. Saya disini hanya sedikit mengulang apa yang saya sampaikan disitu.
Berbicara ‘bursa saham’ adalah tentang pergerakan ‘harga saham’. Harga saham yang bergerak dengan berbagai macam alasan:

Kinerja perseoran
Corporate action (merger, akuisisi, stock split, reverse split, RUPS, dll)
News/berita
Event-event ekonomi
Pergerakan variabel yang terkait (harga komoditas, nilai kurs, dll)
Rekomendasi (rekomendasi analis, rekomendasi pakar, rekomendasi ‘pengamat’, dll)
Market Maker
Orang ‘kurang kerjaan‘ (hehehe…)
dan masih banyak lagi.

Banyaknya faktor penggerak harga saham itu, membuat kita harus bisa memilah: mana informasi yang penting, mana infomasi yang tidak. Mana saham yang mudah diprediksi, mana yang tidak. Mana saham yang bisa (atau bahkan ‘mudah’) memberikan keuntungan, mana yang tidak. Mana saham yang ‘friendly’, mana saham yang ‘hostile’.
Pasar modal adalah sebuah kehidupan yang keras. Seorang pemodal, apakah dia seorang investor atau seorang trader, harus menemukan ‘jalan’-nya sendiri dalam memperoleh kesuksesan. Dari pengalaman saya, saya melihat bahwa kesuksesan seorang trader tergantung dari kemampuannya memprediksi pergerakan harga. Dan dari pengalaman saya juga, saya melihat bahwa saham-saham yang penggeraknya adalah pasar yang murni, adalah lebih mudah diprediksi dibandingkan dengan saham-saham yang penggeraknya ‘artifisial’. Saya melihat murni atau tidaknya pergerakan ini dengan melihat jumlah analis fundamental yang menganalisis saham tersebut. Semakin banyak analis fundamental yang menganalisis kondisi fundamental dari perseoran tersebut, maka pergerakan harga sahamnya akan semakin ‘murni’ pergerakan dari pasar. Dengan kata lain, semakin banyak analis fundamental yang menganalisis saham tersebut, maka pergerakan harga sahamnya akan semakin mudah untuk memprediksinya, terutama jika anda menggunakan analisis teknikal klasik yang sederhana (price pattern, suport atau resisten, dll.)
Tabel berikut memperlihatkan jumlah analis fundamental yang menganalisis saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia:



Pertanyaannya selanjutnya adalah: saham-saham mana yang sesuai dengan anda?
Dari pengamatan saya sih.. jika anda seorang trader pemula, saham-saham yang dianalisis oleh 15 orang analis atau lebih, adalah saham-saham yang paling mudah untuk ‘dibaca’ (diprediksi) pergerakan harga sahamnya. Ketika sebuah saham dianalisis oleh analisis fundamental sebanyak itu, maka sebuah fakta kecil saja, sudah barang tentu akan diketahui oleh pelaku pasar, dan harga kemudian akan bergerak sebagai respon atas fakta tersebut. Harga saham bisa menjadi semakin ‘jujur’ dalam merespon setiap fakta-fakta fundamental terbaru yang muncul di pasar. Itu yang membuat saham-saham tersebut semakin mudah untuk diprediksi bagi seorang trader retail yang hanya mengandalkan analisis teknikal sederhana.
Tingkat kesulitan untuk membaca pergerakan harga saham akan semakin meningkat seiring dengan semakin berkurangnya jumlah analis fundamental yang menganalisis saham tersebut.
Mau mencoba?
Happy trading… semoga untung!!!

October 10th, 2010
Satrio Utomo

Head of Research Division
PT Universal Broker Indonesia

Keputusan yang harus diambil oleh seorang Pemodal Pemula (Newbies)

Ketika acara Market Outlook Bulanan di Universal Broker, seorang peserta mendatangi saya dan bertanya:

Pak… saya seorang newbies (pemodal pemula) yang baru saja melakukan transaksi (beli/jual) saham dalam beberapa bulan terakhir. Karena tidak tahu dimana harus memulai, saya hanya melihat running trade, mencari saham yang menarik, terus masuk (beli) berdasarkan dengan feeling. Ada yang untung sih pak… tapi lebih banyak yang nyangkut. Sebenarnya… apa sih yang harus dilakukan oleh pemodal pemula seperti saya?

Bullish market selalu mengundang pemodal-pemodal baru untuk ikut ‘berpesta’ didalamnya. Ketika bullish market, kabar-kabar mengenai mudahnya mencari duit di pasar modal memang membuat semua orang ingin nimbrung didalamnya. Mau yang pedagang, karyawan, ibu rumah tangga, bahkan pelajar, semua mencoba untuk meraih kentungan dengan bertransaksi saham. Sebagian memang cukup beruntung untuk bisa meraup keuntungan. Sebagian pulang dengan impas atau hanya rugi sedikit, sebagian lagi pulang dengan kerugian habis-habisan. Sudah rugi, ada hutang pula. Itu kondisi terburuk yang bisa terjadi pada seorang pemodal.

Kembali ke pertanyaan yang tadi deh…. Setelah memutuskan untuk melakukan keputusan untuk transaksi saham, setelah kita memutuskan untuk transaksi online atau melalui broker, setelah kita memutuskan untuk melakukan transaksi melalui broker yang mana. Keputusan penting apa lagi yang harus dilakukan oleh seorang pemodal pemula agar bisa ‘selamat’ dari hingar bingar bursa saham ini? Menurut saya, ada tiga buah keputusan penting yang harus diambil oleh seorang pemodal pemula:

Pertama: Anda harus memutuskan untuk Trading atau Investasi

Trading itu berbeda dengan investasi. Investasi itu berbeda dengan trading. Maafkan saya karena saya mungkin terlalu sering mengingatkan anda mengenai hal ini. Tapi bener kok…

kesalahan dasar karena tidak tahu perbedaan antara trading dengan investasi ini adalah ‘predator’ atau ‘pembunuh’ pemodal pemula yang paling banyak memakan korban.

Contoh klasiknya adalah masalah ‘investasi emas’ yang beberapa waktu lalu sempat marak dibicarakan orang. Bagi anda yang tertarik dan kemudian langsung membeli emas lantakan, mungkin anda tidak banyak mengalami masalah. Akan tetapi, jika anda kemudian melakukan ‘investasi’ dengan ‘membeli emas di bursa berjangka’. Bisa jadi anda ‘sempat’ mengalami masalah. Membeli emas di bursa berjangka adalah sebuah posisi margin. Kalau anda membeli emas ketika harga berada di titik tertinggi dan kemudian harga emas kemudian turun hingga titik terendahnya beberapa minggu lalu. Anda mungkin bisa merasakan ‘debaran jantung’ karena melakukan posisi yang sebenarnya diluar kemampuan anda. Kondisi serupa juga akan anda alami jika anda membeli saham dengan posisi margin (dana yang dipinjamkan oleh perusahaan sekuritas). Bukannya saya melarang, tapi anda harus selalu ingat:

Setiap posisi margin adalah posisi trading…

kecuali jika anda memang memiliki dana yang cukup untuk menebus (membayar penuh) atas posisi beli yang sudah anda buat.

Anda juga bisa menemukan dalam tulisan saya tadi, bahwa dengan mengetahui perbedaan antara trading dengan investasi, maka anda sudah memiliki perbedaan dalam hal:

Jangka waktu investasi
Sumber dari keuntungan
Alat analisis (analisis fundamental, analisis teknikal, atau analisis-analisis lainnya)
Tujuan dalam melakukan transaksi,
dan masih banyak lagi.

Anda bahkan sudah mengetahui bagaimana perlakuan yang harus dilakukan atas posisi nyangkut (apakah harus di cut loss, average down, atau harus diapakan). bagaimana sudut pandang anda mengenai IPO, dan masih banyak lagi.

Intinya:

kalau anda sudah mengerti aturan dasar dalam bertransaksi, yang pertama kali anda harus ketahui adalah perbedaan antara trading dan investasi.

It will saves a lot of life. I tell you lah… (pake logat Indihe.. hehehe)

Kedua: Mengetahui perbedaan antara Saham Fundamental dengan Saham Non-Fundamental

Pengetahuan mengenai kondisi dari medan peperangan adalah salah satu kunci dari kemenangan. Dalam melakukan investasi atau trading di pasar modal, saham-saham yang ada di bursa adalah medan peperangannya.

Mengetahui bahwa saham itu adalah saham yang berfundamental, ataukah saham itu adalah saham non- fundamental, adalah salah satu kunci dalam memperoleh keuntungan.

Mengetahui hal ini, akan membedakan strategi dasar yang akan anda lakukan: apakah anda akan trading, apakah anda akan investasi, apakah anda mau menggunakan margin, apakah anda perlu cut loss, dan lain sebagainya.

It solves a lot of things… I tell you lah….

Ketiga: Keputusan untuk melakukan posisi beli atau posisi jual berdasarkan pendapat sendiri atau pendapat orang lain

Take my good advice:

ketika anda berkeinginan untuk melakukan posisi investasi/trading berdasarkan pendapat orang lain, BELILAH REKSADANA!!!

Ketika melakukan transaksi beli dan jual saham, semua resiko ada ditangan anda. Tidak ada satu orang lainpun yang bersedia menanggung kerugian atas keputusan transaksi yang anda lakukan. Itulah sebabnya, setiap keputusan bertransaksi harus dibuat berdasarkan prediksi dan pertimbangan anda sendiri. ketika anda melakukan positioning berdasarkan prediksi orang lain, anda terekspos terhadap resiko-resiko yang tidak anda inginkan, seperti misalnya, resiko subyektifitas pemberi rekomendasi dan masih banyak lagi yang lainnya.

Intinya:

Bertransaksilah dengan menggunakan pendapat dan prediksi anda sendiri. Gunakan pendapat / prediksi orang lain sabagai pertimbangan.

It’s less complicated I tell you laah…..

Bursa itu seperti sebuah api unggun yang sangat besar, yang menyala ditengah kegelapan malam. Api unggun yang selalu membutuhkan kayu bakar untuk tetap menyala. Api unggun yang selalu memancing minat dari semua yang melihatnya untuk mendekat. Manusia, serangga, binatang pemangsa, untuk selalu mendekat. Apakah anda adalah sepotong kayu bakar yang menjadi bara didalamnya? Apakah anda adalah serangga yang terbakar oleh nyala api ketika anda mendekat? Apakah anda adalah binatang kecil mendekat dan kemudian dimangsa oleh binatang pemangsa yang tengah menunggu kedatangan anda di sekitar api unggun tersebut? Apakah anda adalah seorang manusia ceroboh yang kemudian juga ikut dimangsa oleh binatang pemangsa yang tengah menunggu? Apakah anda adalah seorang manusia rasional yang mendekati api unggun tersebut dengan kewaspadaan? Semua adalah pilihan yang tersedia untuk anda. Yang tidak boleh anda lupa adalah: The name of the game is survival. Menjadi seorang pemenang dengan menjadi predator yang berada di tingkat teratas dari rantai makanan, yang bisa menikmati keuntungan luar biasa dari bertransaksi saham, memang sangat nikmat. Akan tetapi, menjadi seorang, survivor yang bisa keluar dari pertarungan dalam kondisi hidup, menjadi seorang pemodal yang bisa memperoleh keuntungan dari bertransaksi saham, sebenarnya juga sudah cukup. Karena jumlah mereka yang hangus, keluar dari bursa dalam kondisi rugi, jumlahnya jauh lebih banyak.

Happy trading…. semoga untung!!!

Satrio Utomo

Head of Research Division
PT Universal Broker Indonesia

Arti Dividen bagi seorang Pemodal

Selamat siang…

Seorang traders beberapa waktu yang lalu bertanya kepada saya:

Pak… saya beli saham XXXX karena sebentar lagi saham itu akan membagikan devidennya. Setelah cum dividen, ternyata harga saham turun, dan penurunannya ternyata lebih besar dari pada jumlah dividen yang saya peroleh (udah gitu masih dikurangi pajak lagi). Memang salah ya Pak… kalau beli saham itu karena kita ngejar devidennya?

Ketika musim pembagian deviden (dividen season) seperti sekarang ini, fenomena seperti ini adalah fenomena yang standar. Seorang traders, yang harusnya cenderung untuk mengambil untung berdasarkan pergerakan harga jangka pendek, mencoba peruntungan dengan melakukan posisi beli berdasarkan informasi dividen (sebuah informasi yang seharusnya lebih bermanfaat bagi seorang investor jangka panjang, yang sudah melakukan hold atas saham itu pada jangka waktu yang lama). Memang sih… kalau dilihat dari dividen yield-nya, sering kali memang menarik 3% – 5%, atah bahkan hampir 10%. Kalau dipikir memang menarik. Beli, simpan beberapa hari, terus kita bisa bisa mendapatkan return sebesar itu. Tapi ingat juga: kita cuman bisa untung sebesar itu JIKA BISA MELAKUKAN POSISI JUAL PADA HARGA YANG SAMA DENGAN KETIKA KITA MELAKUKAN POSISI BELI (psst.. inget juga.. kita harus bayar pajak dividen juga loh… belum lagi ada biaya komisi beli dan komisi jual…jadi dividen yield riilnya tentu saja tidak sebanyak itu…). Dengan kata lain: kalau gagal jual di harga yang sama dengan ketika kita melakukan posisi beli, posisinya tetap saja sama: RUGI.

Sekarang begini… sebagian dari ‘emiten’ yang ada di bursa, masih berpikir bahwa saham itu hanya lah selembar kertas. Selembar kertas yang diberi tanda sehinga bisa disebut sebagai saham. Saham itu kemudian ditukarkan oleh uang yang dipegang oleh pemodal publik (baca: anda). Kertas ditukar dengan uang. Enaknya bagaimana itu? (Itu sebabnya saya suka ‘nyinyir’ kalau ada pre-emptive right issue… kalau perusahaannya bagus, mungkin gpp… kalau perusahaannya jelek… apa nggak cuman ‘usaha pencetakan uang palsu’ itu?).

Contoh: Sebuah saham, katakan lah PT XXXX Tbk. Harga sahamnya Rp 100.000 per lembar. Membagikan dividen sebanyak Rp 5000. Dividen yieldnya menarik bukan? 5%! Seorang trader kemudian melakukan posisi beli atas saham xxxx tersebut di harga Rp 100.000 pada hari cum-date. Ketika ex-date, harga kemudian dibuka pada level Rp 93.000. Posisi trader itu berarti sudah mengalami potentioal loss sebesar Rp 2000. Harga kemudian turun ke Rp 75.000. Trader itu cut loss.
Sekarang, mari kita melihat kejadian itu dari dua sisi:

Dari sisi trader: Saya melakukan mengalami kerugian bruto sebesar Rp 20.000 (setara dengan 20%). Kerugian nettonya bisa lebih besar dari itu karena masih ada pajak deviden, fee beli dan fee jual, dll.
Dari sisi emiten: Dengan umpan Rp 5000, saya bisa membuat trader itu (anda) membeli saham dari emiten itu. Ketika trader tersebut melakukan cut loss di harga Rp 75.000, berarti saya tersebut telah untung Rp 20.000. Keuntungan saya adalah sebesar 400%! Hebat bukan?

Saya lupa ini perkataan siapa, tapi saya pernah baca sebuah ide yang sampai saat ini selalu saya ingat:

Never trade based on dividen news!!!

Trading itu berbeda dengan investasi. Investasi itu berbeda dengan trading. Dividen itu, hanya berguna bagi para investor. Orang yang sudah menyimpan saham tersebut untuk waktu yang sangat lama. Jika investor itu belinya di harga atas, berarti itu bisa menjadi pengurang bagi kerugiannya. Tapi jika belinya di harga bawah, berarti itu bisa menjadi penambah bagi keuntungannya. Bagi anda yang memilih ‘trading’ sebagai jalan, dividen itu bukanlah sesuatu yang perlu anda kejar. Dalam melakukan trading, sumber dari keuntungan adalah pergerakan harga. Oleh karena itu, perhatikan terus arah pergerakan harga, mau lari kemana. Terus… lakukan strategi dasar: beli ketika mau naik, jual ketika mau turun. Kalau ada dividen diantaranya, perlakukan itu sebagai ‘bonus’. Dapet sukur, gak dapet ya sudah. Sapa tau… target harga kita sudah tercapai pada saat hari cum, ya silakan saja kalau mau profit taking. Tapi kalau pada hari ex harga saham ternyata turun dibawah stoploss, ya sudah… mungkin anda memang harus disiplin harus melakukan cut loss. Dividen? Yah… itu kan bisa digunakan untuk mengurangi kerugian.

Bagi seorang investor, deviden adalah tujuan utama dalam melakukan investasi. Bagi seorang pemodal, deviden hanyalah sekedar pemanis, karena tujuan utamanya adalah capital gain untuk jangka pendek

So… anda seorang trader yang masih mengejar keuntungan dengan berharap berkah dari dividen? Atau anda saat ini tengah dalam posisi nyangkut karena adanya ide dividen? Atau… anda mendengarkan saran dari seorang yang mengaku sebagai seorang trader untuk melakukan posisi beli dengan berdasarkan berita dividen dan sekarang anda berada dalam posisi nyangkut? hehehe… pikirkanlah kembali… apakah anda sudah melakukan hal yang terbaik bagi diri anda sendiri.

Happy trading… semoga untung!!!

Satrio Utomo

Head of Research Division

PT Universal Broker Indonesia

IHSG kembali akan menguji kisaran support di 3700-3750

Jakarta, Strategydesk - Target dari Head and Shoulder pattern (kisaran 10500-11000) pada indeks Dow Jones Industrial sudah tercapai. Resiko memang masih ada karena penembusan atas suport di 11000 telah membuka potensi penurunan hingga 9800-10000. Meskipun demikian, posisi spekulatif terlihat mulai menarik karena koreksi sudah terjadi lebih dari 15% dari titik puncak. IHSG hari ini kembali akan menguji kisaran suport di 3700-3750. Jika ternyata suport ini gagal bertahan, suport selanjutnya ada di kisaran 3525-3600.
Sementara itu, kinerja bursa regional semakin amburadul sejak pekan lalu sampai dengan minggu ini.
Dimana salah satu penurunan komponen indeks utama di bursa Wall Street, yakni indeks S&P anjlok 17,9%, dari level tertingginya sejak 29 April lalu. Selain itu, indeks Dow Jones makin terpuruk hingga di bawah level psikologi 11.000, ini merupakan kejatuhan harian terbesar sejak krisis financial 2008.
Pasar melakukan “panic selling”, karena kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi AS. Topik perlambatan ekonomi AS kembali menghantui pasar. Kondisi ini diperparah situasi di Eropa yang belum sepenuhnya lepas dari krisis ekonomi.
Kabar intervensi yang dilakukan Jepang pekan lalu tidak memberi banyak support ke pasar. Selain itu, pengumuman ECB yang melakukan pembelian obligasi Italia dan Spanyol, dan pertemuan G-7 melalui saluran telepon mengisyaratkan untuk mengintervensi sebagai upaya menenangkan pasar.
Kondisi di bursa global sepertinya belum banyak berubah, kepanikan masih melanda pasar akan perlambatan ekonomi global.
Data inflasi China dan rapat regular Federal Reserve hari ini akan menjadi perhatia pelaku pasar.

Review IHSG
Tekanan jual masih berlangsung di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengawali perdagangannya di minggu ini, IHSG kembali terperosok sebesar 71 poin.
Aksi jual terjadi sejak dibukanya perdagangan. Sentimen negatif datang dari AS menyusul diturunkannya peringkat kredit negara adi daya tersebut. Penurunan peringkat yang dilakakukan oleh S&P tersebut kemudian menyeret penurunan bursa-bursa regional lainnya.
Aksi bargain hunting sempat menahan kejatuhan indeks, namun aksi tersebut masih gagal membawa IHSG untuk masuk ke zona hijau.
Dana asing pun kembali keluar dari bursa, transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 1,136 triliun di seluruh pasar.
Menutup perdagangan, Senin (8/8/2011), IHSG terkoreksi 71,377 poin (1,83%) ke level 3.850,266. Sementara Indeks LQ 45 terpangkas 11,347 poin (1,64%) ke level 681,946.
Saham-saham yang turun antara lain Delta Jakarta (DLTA), Schering Plough (SCPI), Astra Internasional (ASII), dan Gudang Garam (GGRM).
Sementara saham-saham yang naik diantaranya Multibreeder (MBAI), Indocement (INTP), Astra Agro (AALI), dan Mayora (MYOR).

Ulasan Teknikal IHSG



Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah. Meski begitu, IHSG mampu mempertahankan support-nya di area 3.700, dan masih ditutup di atas trend line jangka menengah. Sementara pola hammer yang terbentuk bisa memberi potensi rebound bagi IHS, meski indikator RSI dan stochastic masih memperlihatkan sinyal negatif. Resistance IHSG saat ini berada di 3.920. Jika level tersebut mampu dipertahankan, maka rebound bisa berlanjut menuju area 4.000. Sedangkan penutupan IHSG di bawah level 3.813 akan kembali membawa fokus penurunan IHSG untuk menjemput support-nya di 3.700. Untuk hari ini, IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 3.800 – 3.920.

R3 4,148
R2 4,034
R1 3,942

Pivot 3,829

S1 3,736
S2 3,623
S3 3,530

Stock Pick BMRI



Pola hammer yang terbentuk pada candlestick bisa menjadi indikasi rebound bagi BMRI setelah harga mampu mempertahankan support-nya di 6.700. Indikator RSI masih negatif, namun stochastic sudah oversold dan berpeluang golden cross. Saat ini harga telah berada kembali di atas FR 61.8% dan mempunyai potensi rebound untuk mengisi gap di area 7.600 – 7.700. Kondisi (rebound) tersebut bisa diraih, dengan syarat support yang berada di 7.100 mampu dipertahankan.
Rekomendasi : Buy, stop loss breakout 7.100, target 7.600 – 7.700
Support : 7.100, 6.700
Resistance : 7.500, 7.700

MYOR



Masih berada dalam garis uptrend channel dan MA 55, menunjukkan bahwa secara trend MYOR masih bullish. Indikator RSI yang mulai bergerak uptrend, serta peluang golden cross pada stochastic bisa memberikan dukungan bullish continuation bagi MYOR. Saat ini harga masih tertahan di resistance channel di 15.250. Konfirmasi bullish selanjutnya akan didapat jika resistance tersebut ditembus, untuk target bullish selanjutnya di area 17.400.
Rekomendasi : Buy break 15.250, stop loss 14.800, target 17.000
Support : 14.650, 13.500
Resistance : 16.000, 17.400

Rekomendasi Stock Screener



Oleh: Nanang Wahyudin

How to Make A Good Trading System? [Part 1]



Trading plan
Beberapa trader cenderung untuk menjalankan aktivitas trading berdasarkan feeling / perasaan/ rumor yang beredar. Hal ini seringkali membuat trader terjebak dalam sebuah permainan judi. Ia tidak mempunyai alasan yang jelas mengapa ia membuka sebuah posisi atau bahkan tidak tahu kapan harus keluar untuk merealisasikan profit ataupun untuk membatasi kerugian.

Trading dan investasi adalah sebuah bisnis. Sebagaimana dengan bisnis yang lain, dalam trading dan investasi diperlukan pula perencanaan / sistem trading yang baik. Trading plan merupakan sebuah perwujudan adanya sistem dalam bisnis trading yang mengatur aktivitas trading supaya menjadi lebih optimal dan berkualitas.

Mengapa trading plan itu penting ?

Trading plan membantu trader untuk bertindak dengan bijaksana dan objektif, mengurangi faktor emosional. Dengan demikian trader dapat membuka sebuah transaksi yang berkualitas, yaitu transaksi yang memiliki resiko sekecil-kecilnya dan peluang rewards yang sebesar muungkin. Paling tidak perbandingan antara resiko yang muncul jauh lebih kecil daripada rewards (minimal 1 : 3). Jadi misalkan peluang untuk mendapatkan keuntungan sebesar Rp 300 per lembar saham, maka sebaiknya resiko yang muncul tidak lebih dari Rp 100.

Apa saja yang harus ada dalam trading plan ?

Sebuah trading plan yang baik mencakup level :

Entry : area beli / membuka sebuah transaksi.
Exit : area untuk keluar dari transaksi, yang terdiri dari :
Profit taking : level keluar untuk merealisasikan profit.
Stop loss : level keluar untuk membatasi kerugian (antisipasi jika market bergerak tidak sesuai harapan)

Bagaimana membuat trading plan ?

Membuat sebuah trading plan erat kaitannya dengan Analisa Teknikal. Untuk menentukan level-level entry dan exit, baik take profit ataupun stop loss, sebelumnya kita harus menentukan support dan resisten.

Level buy / masuk dapat diperoleh dari :

Area support / pullback
Area support bekas breakout

Level exit untuk profit taking dapat diperoleh dari :

Area resisten berikutnya

Level exit untuk stop loss dapat diperoleh dari :

Satu atau dua point di bawah support tempat kita buy.

Bagaimana caranya menentukan SUPPORT dan RESISTEN ?

Menentukan support dan resisten dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang paling sederhana dan powerful adalah dengan menarik garis-garis trendline.

Suport dan resisten bisa juga diperoleh dengan menggunakan berbagai indikator lain seperti Moving Averages (MA), Bolinger Bands (BB), Fibonacci Retracement, Fibonacci Arcs, dan banyak lagi.

Indikator-indikator lainnya seperti Stochastic, RSI, dan Volume juga dapat menjadi penunjang dalam membantu mengambil sebuah tindakan.

Ada banyak sekali indicator yang tersedia dalam sebuah charting tools, Anda tidak perlu menggunakan semuanya. Tiga indikator saja sudah lebih dari cukup.

Bagaimana penggunaan berbagai indicator dan trendline tersebut dalam praktek mencari support dan resisten ? Pembahasan mengenai indicator dan analisa teknikal lebih lanjut akan kita bahas dalam “How to Make A Good Trading System ? [Part 2]”

(By : Ellen May)

Penerapan Strategi Trading Di Investasi Saham

Dalam melakukan investasi maka hal yang paling menentukan adalah penerapan akan strategi trading. Pertanyaannya yang ada dalam benak para trader adalah bagaimanakah menentukan cara yang terbaik, dan untuk hal ini ternyata sangat sulit jawabannya bahkan bagi para pelaku yang sudah berpengalaman sekalipun. Dalam hal ini strategy trading dalam investasi saham.
Ada beberapa trading strategi yang bisa diterapkan oleh investor, tetapi perlu disadari bahwa tidak ada cara trading yang konsisten memberikan kepastian. Strategi yang dipilih haruslah sesuai dengan tujuan investasi, keadaan keuangan. horison waktu investasi, serta tingkat resiko yang masih dapat ditoleransi. Masing-masing trading strategi mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Dalam melakukan investasi maka hal yang paling menentukan adalah penerapan akan strategi trading. Pertanyaannya yang ada dalam benak para trader adalah bagaimanakah menentukan cara yang terbaik, dan untuk hal ini ternyata sangat sulit jawabannya bahkan bagi para pelaku yang sudah berpengalaman sekalipun. Dalam hal ini strategy trading dalam investasi saham.
Ada beberapa trading strategi yang bisa diterapkan oleh investor, tetapi perlu disadari bahwa tidak ada cara trading yang konsisten memberikan kepastian.
Dalam hal ini akan dijelaskan beberapa trading strategi yang umum dilakukan oleh para investor mulai dari strategi yang paling konservatif hingga yang lebih spekulatif. Beberapa trading strategi tersebut adalah :

1. Buy and Hold
2. Capital Cost Average
3. Constant Capital Plan
4. Scalping

1. Buy and Hold
Membeli saham berkualitas baik (blue chips) dan memegangnya selama jangka waktu cukup panjang, jangka menengah, hal ini dengan tujuan untuk memperoleh return yang relatif besar tanpa melakukan analisa harian secara komplit. Strategi ini disebut juga passive investment strategy. Strategi buy and hold mengasumsikan bahwa harga saham tersebut bergerak sesuai dengan trend naik untuk jangka panjang.
Kunci sukses buy and hold strategy tergantung dari tiga hal utama, antara lain ; Trend jangka panjang pasar modal, Karakteristik saham yang dipilih, dan Dividend reinvestment

2. Capital Cost Average
Cara ini adalah strategi investasi jangka panjang dimana anda menginvestasikan sejumlah uang ke sebuah saham dalam periode waktu tertentu (bulanan, kuartalan, atau setengah tahunan). Dengan strategi ini anda membeli saham tanpa mempertimbangkan kondisi pasar. Sebagai contoh berinvestasi setiap tanggal 1 tiap bulan dan membeli kembali saham tersebut secara periodik, dengan tidak perduli apakah harga sahamnya sedang naik atau sedang turun.



Ada beberapa kekurangan pada investasi dengan strategi ini yaitu membatasi keuntungan pada saat kondisi kenaikan harga saham karena rata-rata biaya saham akan lebih tinggi daripada harga pasar saat saham dibeli pertama kali, jika dibandingkan dengan membelikan semua dana pada saat investasi pertama kali (buy in low).

3. Constant Capital Plan
Strategi ini anda menginvestasikan sejumlah tertentu uang ke portofolio saham (blue chip) serta memantaunya. Jika harga saham naik, maka ambil posisi jual sebagian saham tersebut sesuai dengan harga yang ditargetkan.Kemudian hasil dari penjualan saham tersebut diinvestasikan kembali pada saham lain yang performanya menjanjikan.
Sehingga investor melakukan aksi diversifikasi saham, hal ini bertujuan menjaga keuntungan yang sudah diperoleh atau bahkan melipat gandakan (compounding). Sebaliknya jika harga saham turun, maka investor harus membeli kembali saham tersebut (averaging), dengan tujuan untuk mengembalikan nilai dari portofolio pada level awal investasi. Dana yang dipakai untuk membeli saham kembali yaitu dengan menggunakan dana cadangan.

4. Scalping
Strategi ini adalah melakukan trading saham dengan target keuntungan maupun kerugian yang tidak terlalu besar. Keuntungan dari strategi ini adalah investor dapat memastikan keuntungan, dan membatasi kerugian serendah mungkin. Bahkan pada umumnya strategi ini dilakukan dalam satu hari (intraday).
Kelemahan dari strategi ini adalah pada saat harga sedang bergerak dalam trend besar maka investor kehilangan potensi keuntungan. Hal lain juga investor juga harus menggunakan dana yang besar untuk setiap ambil posisi supaya keuntungan yang diperoleh dapat dirasakan. Untuk memperjelas strategi ini dapat dilihat melalui table dibawah ini.



Dari beberapa penjelasan strategi diatas para investor dapat menentukan strategi trading berdasarkan time horizon apakah jangka panjang, menengah atau pendek. Kemudian yang perlu diperhatikan adalah jumlah dana investasi yang ditanam. Faktor lain juga adalah tingkat resiko yang dapat ditoleransi oleh investor.
Menjadi sukses dalam berinvestasi saham bukanlah suatu hal mustahil. Keberhasilan dapat diperoleh jika menerapkan strategi trading yang ada, serta janganlah kaku pada satu sistem trading saja. Hal ini karena pasar sangat dinamis, maka diperlukan adaptasi cara trading yang sesuai dangan pergerakan atau trend pasar yang sedang berlangsung. Salam sukses bertrading saham.

Yoel Tanzil
Senior Analyst Vibiz Research

Pengenalan Analisa Teknikal

Ada dua metode dasar yang digunakan trader dalam menentukan kapan masuk ke pasar dalam trading saham, forex dan futures, antara lain:

Analisa Fundamental, yang mencari nilai instrumen keuangan dengan menganalisa hal-hal seperti neraca perusahaan ketika trading saham, atau ekspektasi suku bunga ketika trading mata uang dalam rangka memperkirakan apakah instrumen keuangan tersebut overvalued atau undervalued.
Analis Teknikal, yang berfokus hanya ke pergerakan harga historis suatu instrumen keuangan untuk memperkirakan apakah instrumen itu kemungkinan akan naik atau turun nilainya, serta bagaimana perdagangannya.
Meski ada pengecualian, sebagai aturan umum, investor jangka panjang cenderung membuat keputusan trading mereka pada fundamental dan trader jangka pendek lebih berfokus pada teknikal. Meski trader aktif cenderung lebih berfokus pada teknikal dari pada fundamental, mereka punya pemahaman mengenai fundamental dan banyak dari mereka yang mempertimbangkan faktor tersebut membuat keputusan di samping menggunakan analis teknikal.
Ada perdebatan mengenai metode mana yang lebih baik karena banyak investor dan trader sukses yang berfokus pada fundamental seperti Warren Buffet, maupun yang sukses dengan berfokus pada teknikal seperti Richard Dennis.
Dalam pelajaran ini, kita akan berfokus pada teknikal. Setelah kita punya pemahaman baik mengenai analis teknikal dan alat-alat yang biasa digunakan, kita akan mulai membahas faktor fundamental. Setelah itu, anda bisa putuskan apakah anda ingin trading dengan menggunakan analisa fundamental, teknikal atau keduanya. (Oleh: Nizar Hilmy)

Panduan Indikator Ekonomi

1. Beige Book
Definisi: Setiap Federal Reverse Bank mengumpulkan informasi anecdotal atas kondisi-kondisi ekonomi distriknya terkini melalui laporan-laporan dari direktur Bank dan Branch serta wawancara dengan para pebisnis kunci, ekonom, ahli pasar, dan sumber-sumber lain. Beige Book menyimpulkan informasi tersebut berdasarkan Distrik dan sektor.

Kegunaan: The Fed menggunakan laporan ini beserta dengan indikator lainnya untuk menentukan kebijakan suku bunga pada pertemuan-pertemuan FOMC. Pertemuan-pertemuan tersebut diadakan setiap dua minggu setelah rilisnya Beige Book.
Jika Beige Book menggambarkan tekanan inflasi, the Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga. Sebaliknya jika digambarkan kondisi resesi, the Fed mungkin akan menurunkan suku bunga.

Sumber: Federal Reserve Board

Ketersediaan: Dirilis pada pukul 2:00 pm ET pada hari Rabu kurang dari 2 minggu sebelum pertemuan FOMC.

Frekuensi: 8 kali setahun

Revisi: Data tidak direvisi.

2. Chicago Purchasing Managers’ Index (PMI)
Definisi: Didasarkan dari survei atas lebih dari 2000 purchasing managers berkaitan dengan industri menufaktur di area Chicago yang distribusi perusahaan manufakturnya mencerminkan distribusi nasional.

Kegunaan: Bersamaan dengan Philadelphia Fed Index, PMI membantu menghasilkan perkiraan hasil-hasil indeks ISM, yang dirilis pada 1 hari kerja setelahnya. Indeks ISM adalah sebuah leading indikator atas aktivitas ekonomi rata-rata.
Hasil diatas 50 persen mengindikasikan meluasnya sektor pabrik sementara dibawah 50 mengindikasikan kontraksi.

Sumber: Chicago Purchasing Managers Association

Ketersediaan: Hari kerja terakhir pada bulan yang berkaitan pada pukul 10:00 am ET. Data adalah untuk bulan yang bersangkutan.

Frekuensi: Bulanan.

Revisi: Data tersebut drevisi sekali dalam setahun. Signifikan revisinya rendah.

3. Consumer Confidence Index
Definisi: Sebuah survei atas 5000 konsumen mengenai pandangan mereka terhadap situasi terkini dan perkiraan-perkiraan mengenai kondisi ekonomi yang terjadi.

Kegunaan: Laporan ini terkadang dapat membantu untuk memprediksi perubahan-perubahan tiba-tiba dalam pola-pola konsumsi. Dan karena consumer spending menyumbangkan 2/3 dari total ekonomi, hal tersebut memberikan pandangan mengenai arah pergerakan ekonomi. Namun hanya perubahan-perubahaan indeks sebesar paling tidak 5 poin yang dapat dianggap signifikan.

Sumber: The Conference Board.
Ketersediaan: Hari Selasa terakhir bulan berjalan pada pukul 10:00am EDT. Data adalah untuk bulan sebelumnya.

Frekuensi: Bulanan.

Revisi: Data tersebut direvisi bulanan berdasarkan atas respons survei yang lebih lengkap. Faktor-faktor musimam diupdate secara periodik. Signifikansi dari revisi tersebut rendah.

Sumber: www.tcb-indicators.org

4. Consumer Price Index
Definisi: Sebuah indeks yang mengukur perubahaan harga sekumpulan goods and services seperti contohnya pangan, energi, papan, sandang, transportasi, medical care, hiburan, dan edukasi. Juga dikenal sebagai indeks cost-of-living.

Kegunaan: Sangatlah penting untuk memonitor CPI diluar harga-harga pangan dan energi untuk mengetahui stabilitas bulanan. Hal ini sering direferensikan sebagai “core CPI” dan memberikan pandangan yang lebih jelas mengenai tren inflasi yang berlangsung.
Perubahaan rate core CPI merupakan salah satu ukuran kunci terhadap inflasi bagi ekonomi AS. Tekanan inflasi terjadi ketika core CPI mencatatkan gain yang lebih besar dari perkiraan.

Sumber: Bureau of Labor statistics, US. Department of Labor.

Ketersediaan: Sekitar tanggal 13 bulan berjalan pada pukul 8:30 am ET. Data adalah untuk sebulan sebelumnya.

Frekuensi: Bulanan.

Revisi: Faktor-faktor musiman diupdate di bulan Februari dengan adanya rilis data bulan Januari. Revisi tersebut memberikan dampak terhadap data 5 tahun terakhir. Signifikansi rendah.

Sumber: http://stats.bls.gov/news.release/cpi.toc.htm

5. Durable Goods Orders
Definisi: Merupakan nama resmi untuk Advance Report on Durable Goods Manufacturers’ Shipments and Orders. Laporan ini merupakan indeks pemerintah yang mengukur volume dollar atas orders, shipments, dan unfilled orders atas durable goods. Durable goods adalah barang-barang baru ataupun bekas dengan harapan hidup sebesar 3 tahun atau lebih. Para analis biasanya tidak mengikutsertakan orders pertahanan dan transportasi karena volatilitasnya.
Kegunaan: Laporan ini memberikan kita informasi mengenai kuatnya demand atas US manufactured durable goods, baik dari sumber-sumber domestik dan luar negeri. Ketika indeks ini meningkat, hal tersebut menggambarkan kuatnya demand, yang kemungkinan akan menghasilkan kenaikan produksi dan tenaga kerja. Indeks yang melemah menggambarkan hal yang berlawanan.
Hal ini juga merupakan salah satu indikator terawal atas demand konsumen dan bisnis untuk equipment. Naiknya pengeluaran atas investment goods mengurangi prospek inflasi.
Sumber: The Census Bureau of the Department of Commerce.
Ketersediaan: Sekitar tanggal 26 bulan berjalan pada pukul 8:30 am ET. Data adalah untuk sebulan sebelumnya.
Frekuensi: Bulanan.
Revisi: Data tersebut direvisi per bulanan untuk dua bulan sebelumnya untuk merefleksikan informasi yang lebih lengkap. Faktor-faktor adjustment musiman baru diperkenalkan setiap tahun. Revisi tersebut memberikan dampak terhadap paling tidak data selama 3 tahun. Signifikansi revisi tersebut dapat menjadi substansial.

Sumber: www.census.gov/ftp/pub/indicator/www/m3/index.htm

6. Employment Cost Index (ECI)
Definisi: ECI didesain untuk mengukur perubahaan cost of labor, termasuk upah dan salary sebagaimana juga benefits.
Kegunaan: Penting untuk mengevaluasi tren upah dan resiko inflasi upah. Jika inflasi upah mengancam, kemungkinan suku bunga akan naik, kemudian harga-harga obligasi dan saham akan jatuh.
Sumber: U.S. Department of Labour, Bureau of Labor Statistics.
Ketersediaan: Hari kerja terakhir di bulan Januari, April, Juli, dan Oktober pada pukul 8:30 am ET. Data adalah untuk satu kuartal sebelumnya.
Frekuensi: Kuartalan
Revisi: Faktor-faktor penyesuaian musiman baru diperkenalkan setiap tahun. Revisi ini memberikan dampak terhadap paling tidak data selama 5 tahun. Signifikansi revisi ini dapat menjadi substansial.

Sumber: http://stats.bls.gov/news.release/eci.toc.htm

7. Employment Situation
Definisi: Hal ini melaporkan daftar-daftar angka payroll jobs pada bisnis-bisnis non-pertanian dan agen-agen pemerintahan. Tingkat pengangguran, rata-rata earnings perjam dan perminggu, serta panjangnya rata-rata workweek juga dicatatkan pada laporan tersebut. Rilis data ini merupakan statistik ekonomi yang paling diamati secara ketat karena faktor timeliness, akuransi, dan pentingnya sebagai sebuah indikator aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, laporan ini memainkan peranan yang besar dalam memberikan pengaruh pada psikologi pasar keuangan pada bulan berjalan.
Kegunaan: Non-farm payroll adalah indikator coindicdent atas pertumbuhan ekonomi. Semakin besar kenaikan dalam employment, semakin cepat total pertumbuhan ekonomi.
Tingkat pengangguran yang menguat dihubungkan dengan ekonomi yang berkontraksi dan turunnya suku bunga. Sebaliknya, penurunan pada tingkat pengangguran dihubungkan dengan perluasan ekonomi dan secara potensial meningkatnya suku bunga. Ketakutan akan jatuhnya upah apabila tingkat pengangguran menjadi terlalu rendah dan para pekerja sulit untuk ditemukan. Ekonomi tersebut dianggap berada pada full employment ketika tingkat pengangguran berada antara 5,5 persen dan 6,0 persen.
Jika rata-rata earnings menguat tajam, mungkin akan menjadi indikasi inflasi potensial.
Ketika tren rata-rata workweek tinggi, hal tersebut kemungkinan menggambarkan kenaikan employment tambahan.
Sumber: Bureau of Labor Statistics, U.S. Department of Labor.
Ketersediaan: Hari Jumat pertama bulan berjalan pada pukul 8:30 am ET. Data adalah untuk sebulan sebelumnya.
Frekuensi: Bulanan.
Revisi: Data direvisi per bulan untuk sebulan sebelumnya. Revisi-revisi ini terkadang dapat menjadi substansial. Juga terdapat revisi tahunan di bulan Juni.

Sumber: http://stats.bls.gov/news.release/empsit.toc.htm

8. Existing Home Sales
Definisi: Merupakan laporan yang mengukur tingkat penjualan pre-owned houses. Dianggap sebagai indikator yang lumayan signifikan atas aktivitas di sektor perumahan.
Kegunaan: Tidak hanya memberikan ukurang permintaan perumahanaan namun juga momentum ekonomi. Orang-orang harus secara keuangan percaya diri untuk dapat membeli sebuah rumah.
Sumber: The National Association of Realtors.
Ketersediaan: Pada tanggal 25 bulan berjalan (atau pada hari kerja pertama sesudahnya) pada pukul 10:00am ET. Data adalah untuk sebulan sebelumnya.
Frekuensi: Bulanan.
Revisi: Data tersebut direvisi per bulan untuk bulan sebelumnya. Revisi-revisi tersebut dapat menjadi subyek terhadap perubahan-perubahan substansial. Juga terdapat revisi tahunan untuk 3 tahun kebelakang. Benchmark utama dilaporkan setiap 10 tahun.

Sumber: http://nar.realtor.com/news/releases.htm

9. Gross Domestic Product (GDP)
Definisi: GDP mengukur nilai dollar atas keseluruhan produk dan jasa yang dihasilkan dalam kawasan AS, tidak peduli siapa yang memiliki aset-asetnya ataupun kebangsaan tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan output tersebut.
Data tersedia dalam dollar riil dan nominal. Para investor selalu memonitor tingkat pertumbuhan riil karena mereka disesuaikan terhadap inflasi.
Kegunaan: Merupakan pengukuran komprehensif atas performa ekonomi AS. Pertumbuhan GDP yang sehat adalah antara 2,0 persen hingga 2,5 persen (ketika tingkat pengangguran antara 5,5 persen dan 6,0 persen). Hal ini berarti terjadi kuatnya pendapatan korporat yang merupakan sesuatu yang baik bagi pasar saham.
Pertumbuhan GDP yang lebih besar akan menyebabkan akselerasi inflasi, sementara yang lebih rendah mengindikasikan lemahnya ekonomi.

Sumber: Bureau of Economic Analysis, U.S. Department of Commerce.

Ketersediaan: Minggu ketiga atau keempat bulan berjalan pada pukul 8:30am ET untuk kuartal sebelumnya, dengan revisi-revisi rilis pada bulan-bulan kedua dan ketiga kuartal berjalan.
Frekuensi: Kuartalan.
Revisi: Estimasi terevisi dirilis pada bulan-bulan kedua dan ketiga berdasarkan basis kuartalan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap. Benchmark data dan faktor-faktor penyesuaiaan musiman baru diperkenalkan di bulan Juli dengan rilisnya data kuartal kedua. Revisi ini berdampak terhadap data selama paling tidak 3 tahun. Signifikansinya lumayan besar.

Sumber: www.bea.doc.gov/bea/dn1.htm

10. Housing Starts and Building Permits
Definisi: Sebuah ukurang jumlah unit residensial dimaan konstruksi dimulai setiap bulan.
Kegunaan: Dipergunakan untuk memprediksi perubahan-perubahan GSP. Investasi residensial merepresentasikan hanya sebesar 4 persen level GDP, disebabkan oleh volatilitasnya yang seringkali merepresentasikan perubahan-perubahan porsi yang lebih tinggi terhadap GDP selama periode waktu yang relatif singkat.
Sumber: The Census Bureau of the Department of Commerce.
Ketersediaan: Sekitar tanggal 16 bulan berjalanan pada pukul 8:30am ET. Data adalah untuk bulan sebelumnya.
Frekuensi: Bulanan
Revisi: Data tersebut direvisi per bulan untuk dua bulan sebelumnya dengan tujuan menggabungkan informasi yang lebih lengkap. Faktor-faktor penyesuaian musiman baru diperkenalkan di bulan Februari dengan rilisnya data Januari. Revisi ini berdampak atas paling tidak data selama 3 tahun, namun signifikansinya biasanya kecil.

Sumber: www.census.gov/ftp/pub/indicator/www/housing.html

11. Industrial Production and Capacity Utilization
Definisi: Indeks Industrial Production merupakan sebuah chain-weight measurement atas output fisik pabrik-pabrik negara tersebut, pertambangan dan utilitas. Tingkat utilisasi kapasitas mengukur proporsi kapasitas pabrik dan equipment yang dipergunakan dalam produksi oleh industri-industri tersebut.
Kegunaan: Sektor industri ekonomi hanya mempresentasikan sekitar 25 persen GDP, perubahan-perubahan pada GDP terkonsentrasi pada sektor industri. Oleh karena itu, perubahan-perubahan pada The Index of Industrial Production menyediakan informasi yang berguna mengenai pertumbuhan terakhir GDP.
Para investor menggunakan tingkat utilisasi kapasitas sebagai indikator sebuah inflasi. Jika sampai diatas level 85 persen, tekanan-tekanan inflasi berarti terbentuk.
Sumber: Board of Governors of the Federal Reserve System.
Ketersediaan: Sekitar tanggal 15 bulan berjalan pada pukul 9:15am ET. Data adalah untuk bulan sebelumnya.
Frekuensi: Bulanan.
Revisi: Data direvisi per bulan untuk tiga bulan sebelumnya untuk merefleksikan informasi yang lebih lengkap. Faktor-faktor penyesuaian musiman baru diperkenalkan di bulan Desember. Revisi tersebut berdampak atas paling tidak data selama 3 tahun. Signifikasinya lumayan.

Sumber: www.federalreserve.gov/releases/G17/Current/g17.txt

12. Initial Claims
Definisi: Sebuah indeks pemerintah yang mencatatkan jumlah orang yang mengajukan klaim pertama kali atas asuransi pengangguran negara.
Kegunaan: Para investor menggunakan rata-rata pergerakan empat mingguan indikator ini untuk memprediksi tren-tren pasar tenaga kerja. Sebuah pergerakan klaim sebesar 30.000 atau lebih menunjukkan sebuah perubahan substansial pada pertumbuhan pekerjaan. Ingat bahwa semakin rendah jumlah klaim, semakin kuat pasar tenaga kerja, dan juga sebaliknya.
Sumber: The Employment and Training Administration of the Department of Labor.
Ketersediaan: Hari Kamis pada pukul 8:30am ET. Data adalah untuk minggu yang mengakhiri hari Sabtu sebelumnya.
Frekuensi: Mingguan.
Revisi: Angka-angka terevisi untuk minggu sebelumnya dirilis setiap hari Kamis. Signifikansi revisi-revisi tersebut lumayan besar.

Sumber: www.dol.gov/dol/opa/public/media/press/eta/main.htm

13. ISM Manufacturing Index
Definisi: ISM Manufacturing Index didasarkan atas survei terhadap 300 purchasing managers yang tersebar di AS yang merepresentasikan 20 industri mengenai aktivitas manufaktur. Hal tersebut mengcover indiaktor-indikator seperti new orders, produksi, employment, inventories, waktu delivery, harga-harga, eksport orders, dan import orders.
Kegunaan: Dianggap sebagai raja dari semua data manufaktur. Angka sebesar 50 persen atau diatasnya biasanya dihubungkan dengan sebuah perluasan sektor manufaktur dan sebuah ekonomi yang sehat, sementara angka dibawah 50 persen dihubungkan dengan kontraksi.
Sebagai tambahan, komponen-komponen sub nya yang beragam menyediakan informasi berguna mengenai aktivitas manufaktur. Komponen produksi dihubungkan dengan produksi industri, new orders to durable goods orders, employment to factory payrolls, prices to producer prices, export orders to merchandise trade eksports and imports orders to merchandise imports.
Indeks tersebut secara musimam disesuaikan bagi efek-efek variasi dalam tahun berjalan, perbedaan-perbedaan disebabkan oleh hari-hari libur dan perubahan-perubahan institusional.
Sumber: Institute for Supply Management, dahulu NAPM: National Association of Purchasing Managers.

Ketersediaan: Pada hari kerja pertama bulan berjalan pada pukul 10:00 am ET. Data adalah untuk sebulan sebelumnya.

Frekuensi: Bulanan.

Revisi: Data tersebut tidak direvisi.

Sumber: www.ism.ws

14. ISM Services Index
Definisi: Juga dikenal sebagai Non-Manufacturing ISM. Indeks ini didasarkan atas survei atas kira-kira 370 purchasing executives dalam industri-industri termasuk keuangan, asuransi, real-estate, komunikasi, dan utilitas. Survei tersebut melaporkan aktivitas bisnis dalam sektor jasa.
Kegunaan: Angka diatas 50 persen mengindikasikan perluasan komponen-komponen non-manufaktur ekonomi. Sementara angka dibawah 50 persen mengindikasikan kontraksi.
Indeks tersebut secara musiman direvisi sebagai efek-efek variasi dalam tahun berjalan, perbedaan-perbedaan disebabkan oleh liburan-liburan dan perubahan-perubahan institusional.
Indeks ini merupakan sebuah indeks baru, tercipta di tahun 1997 sehingga tidak secara ketat diperhatikan sepenting ISM Manufacturing Index oleh para investor, yang sudah dimulai semenjak tahun 1940an.

Sumber: Institute for Supply Management, dahulu NAPM: National Association of Purchasing Managers.

Ketersediaan: Pada hari kerja ketiga bulan berjalan pada pukul 10:00am ET. Data adalah untuk sebulan sebelumnya.

Frekuensi: Bulanan.

Revisi: Data tersebut tidak direvisi.

Sumber: www.ism.ws

15. New Home Sales
Definisi: Juga dikenal sebagai New Single-Family Houses Sold. Laporan ini berdasarkan atas wawancara kepada sekitar 10.000 builders atau pemilik sekitar 15.000 proyek bangunan terpilih. Mengukur angka perumahan yang baru dibangun dengan penjualan komitmen pada bulan yang berjalan.
Kegunaan: Dianggap sebagai ukuran yang baik atas spending jangka pendek untuk item-item yang berhubungan dengan perumahan dan juga atas consumer spending secara umum. Namun, para investor lebih menyukai laporan existing home sales, yang menyumbangkan sekitar 84 persen atas seluruh papan yang terjual dan dirilis lebih awal pada bulan yang berjalan.

Sumber: The Census Bureau of the Department of Commerce.

Ketersediaan: Sekitar hari kerja terakhir bulan berjalan pada pukul 10:00am ET. Data adalah untuk bulan sebelumnya.

Frekuensi: Bulanan.

Revisi: Data direvisi secara bulanan untuk bulan sebelumnya.

Sumber: www.census.gov/const/c25_curr.txt

16. Personal Income and Consumption
Definisi: Juga dikenal sebagai Personal Income and Outlays. Personal Income merepresentasikan income yang diterima oleh rumah tangga dari seluruh sumber, termasuk employment, self-employment, investasi, dan pembayaran transfer.
Personal Outlays adalah consumer spending yang dibagi kedalam durable goods, non-durable goods, and jasa-jasa.
Kegunaan: Income merupakan penentu besar spending (Konsumen AS menghabiskan kira-kira 95 sen untuk setiap dollar baru) dan consumer spending menyumbangkan 2/3 dari ekonomi. Spending yang lebih besar mendorong profit korporat dan memberikan keuntungan bagi pasar saham.

Sumber: The Bureau of Economic Analysis of the Department of Commerce.

Ketersediaan: Hari kerja pertama bulan berjalan pada pukul 8:30 am ET. Data adalah untuk dua bulan sebelumnya.

Frekuensi: Bulanan.

Revisi: Data untuk tiga bulan awal direvisi perbulan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap. Faktor-faktor penyesuaian baru diperkenalkan di bulan Juni. Revisi ini berdampak atas paling tidak data selama 5 tahun. Signifikansinya lumayan besar.

Sumber: www.bea.doc.gov/bea/rels.htm

17. Philadelphia Fed
Definisi: Indeks manufaktur regional yang mencangkup Pennsylvania, New Jersey, dan Delaware. Wialyah tersebut merepresentasikan seksi silang yang cukup atas aktivitas manufaktur nasional.
Kegunaan: Angka diatas 50 mengindikasikan sektor pabrik yang meluas, sementara dibawah 50 mengindikasikan kontraksi.
Bersamaan dengan Chicago Putchasing Manager’s Index, membantu melakukan forecast hasil-hasil ISM index. ISM Index adalah indikator utama atas aktivitas ekonomi rata-rata.

Sumber: The Philadelphia Federal Reserve Bank.

Ketersediaan: hari Kamis ketiga bulan berjalan pada pukul 10:00am ET. Data adalah untuk bulan berjalan.

Frekuensi: Bulanan.

Revisi: Faktor-faktor penyesuaian baru diperkenalkan pada awal tiap tahun. Signifikansinya lumayan besar.

18. Producer Price Index (PPI)
Definisi: PPI mengukur rata-rata harga untuk sebuah kumpulan tetap modal dan consumer goods pada level grosir. Terdapat tiga struktur publikasi utama untuk PPI: industri; komoditas; dan stage-of-processing.
Kegunaan: Sangatlah penting untuk memonitor PPI diluar ahrga-harga pangan dan energi untuk mengetahui stabilitas bulanan. Hal ini direferensikan sebagai “core PPI” dan memberikan gambaran yang lebih jelasn mengenai tren inflasi yang berjalan.
Perubahan-perubahan pada core PPI dianggap sebagai awal dari inflasi harga konsumen. Tekanan inflasi dihasilkan ketika core PPI mencatatkan gain yang leibh besar dari harapan.

Sumber: Bureau of Labor statistics, U.S. Department of Labor.

Ketersediaan: Sekitar tanggal 11 setiap bulan pada pukul 8:30am ET. Data adalah untuk satu bulan sebelumnya.

Frekuensi: Bulanan.

Revisi: Data untuk tiga bulan awal direvisi per bulan untuk menggabungkan informasi yang lebih lengkap. Faktor-faktor penyesuaian musiman baru diperkenalkan di bulan Februari. Revisi ini berdampak atas paling tidak data selama 5 tahun. Signifikansinya kecil.

Sumber: http://stats.bls.gov/news.release/ppi.toc.htm

19. Retail Sales
Definisi: Indeks ini mengukur total penjualan barang-barang oleh seluruh retailer di AS (penjualan jasa tidak dimasukkan). Angka-angka tersebut adalah dalam bentuk dollar saat tersebut, yaitu, tidak disesuaikan untuk inflasi. Namun, data disesuaikan untuk musiman, liburan, dan perbedaan-perbedaan trading-day antara bulan-bulan dalam tahun berjalan.
Kegunaan: Dianggap sebagai indkator paling timely atas pola spending konsumen yang luas. Memberikan bentuk tren diantara tipe-tipe retailerse. Tren-trend tersebut dapat membantu menemukan kesempatan investasi yang spesifik.
Sangatlah penting untuk memonitor retail sales diluar auto dan truk untuk menghindari pergerakan volatilitas ekstrim.
Sumber: The Census Bureau of the Departmenf of Commerce.
Ketersediaan: Sekitar tanggal 12 bulan berjalan pada pukul 8:30am ET. Data adalah untuk satu bulan sebelumnya.

Frekuensi: Bulanan.

Revisi: Data untuk 2 bulan awal direvisi per bulan untuk mengumpulkan informasi yang lebih lengkap. Faktor-faktor penyesuaian musiman baru diperkenalkan di bulan Februari. Revisi tersebut berdampak atas paling tidak data selama 3 tahun. Signifikansinya menengah.

Sumber: www.census.gov/svsd/www/advtable.html

20. International Trade
Definisi: Laporan ini mengukur perbedaan antara ekspor dan impor atas barang-barang dan jasa-jasa AS.
Kegunaan: Import dan ekspor adalah komponen penting atas ektivitas ekonomi agregat, merepresentasikan kita-lota 14 dan 12 persen dari GDP. Biasanya, ekspor yang menguat merupakan sesuatu yang bullish bagi pendapatan korporat dan pasar saham.
Perubahan-perubahan dalam trade balance dengan negara tertentu dapat menghasilkan implikasi atas foreks dan kebijakan dengan partner perdagangan tersebut, sehingga laporan ini juga penting bagi para investor yang tertarik untuk melakukan diversifikasi secara global.
Sumber: Sekitar tanggal 19 bulan berjalan pada pukul 8:30am ET. Data adalah untuk dua bulan sebelumnya.

Frekuensi: Bulanan.

Revisi: Data untuk 3 bulan awal direvisi per bulan untuk menggabungkan informasi yang lebih lengkap. Faktor-faktor penyesuaian musiman baru diperkenalkan di bulan Juli. Revisi tersebut berdampak atas paling tidak data selama 3 tahun. Signifikansinya kecil.

Sumber: www.census.gov/foreign-trade/www/press.html

(Oleh: SD Team)