Tuesday, September 6, 2011

‘Saham yang Penggeraknya adalah Pasar’, Apakah itu?

Dalam berbagai kesempatan, saya selalu berpesan:

Tradinglah pada saham-saham yang penggeraknya adalah pasar yang murni’

Orang jadi bertanya-tanya:

Bukankah ketika harga bergerak penggeraknya selalu orang yang melakukan beli dan jual di pasar modal?
Bukankah itu berarti setiap harga bergerak selalu penggeraknya adalah pasar?
Jika itu bukan pasar? Emang ada pasar yang lain? Pasar Tanah Abang? Atau Pasar Blok M?

Hehehe… tentu saja tidak seperti itu. Jika anda sudah membaca buku tulisan saya: ‘Membuat perencanaan trading dengan menggunakan suport, resisten, trend, dan FIBONACCI RETRACEMENT‘, anda pasti sudah mengerti apa yang saya maksudkan. Saya disini hanya sedikit mengulang apa yang saya sampaikan disitu.
Berbicara ‘bursa saham’ adalah tentang pergerakan ‘harga saham’. Harga saham yang bergerak dengan berbagai macam alasan:

Kinerja perseoran
Corporate action (merger, akuisisi, stock split, reverse split, RUPS, dll)
News/berita
Event-event ekonomi
Pergerakan variabel yang terkait (harga komoditas, nilai kurs, dll)
Rekomendasi (rekomendasi analis, rekomendasi pakar, rekomendasi ‘pengamat’, dll)
Market Maker
Orang ‘kurang kerjaan‘ (hehehe…)
dan masih banyak lagi.

Banyaknya faktor penggerak harga saham itu, membuat kita harus bisa memilah: mana informasi yang penting, mana infomasi yang tidak. Mana saham yang mudah diprediksi, mana yang tidak. Mana saham yang bisa (atau bahkan ‘mudah’) memberikan keuntungan, mana yang tidak. Mana saham yang ‘friendly’, mana saham yang ‘hostile’.
Pasar modal adalah sebuah kehidupan yang keras. Seorang pemodal, apakah dia seorang investor atau seorang trader, harus menemukan ‘jalan’-nya sendiri dalam memperoleh kesuksesan. Dari pengalaman saya, saya melihat bahwa kesuksesan seorang trader tergantung dari kemampuannya memprediksi pergerakan harga. Dan dari pengalaman saya juga, saya melihat bahwa saham-saham yang penggeraknya adalah pasar yang murni, adalah lebih mudah diprediksi dibandingkan dengan saham-saham yang penggeraknya ‘artifisial’. Saya melihat murni atau tidaknya pergerakan ini dengan melihat jumlah analis fundamental yang menganalisis saham tersebut. Semakin banyak analis fundamental yang menganalisis kondisi fundamental dari perseoran tersebut, maka pergerakan harga sahamnya akan semakin ‘murni’ pergerakan dari pasar. Dengan kata lain, semakin banyak analis fundamental yang menganalisis saham tersebut, maka pergerakan harga sahamnya akan semakin mudah untuk memprediksinya, terutama jika anda menggunakan analisis teknikal klasik yang sederhana (price pattern, suport atau resisten, dll.)
Tabel berikut memperlihatkan jumlah analis fundamental yang menganalisis saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia:



Pertanyaannya selanjutnya adalah: saham-saham mana yang sesuai dengan anda?
Dari pengamatan saya sih.. jika anda seorang trader pemula, saham-saham yang dianalisis oleh 15 orang analis atau lebih, adalah saham-saham yang paling mudah untuk ‘dibaca’ (diprediksi) pergerakan harga sahamnya. Ketika sebuah saham dianalisis oleh analisis fundamental sebanyak itu, maka sebuah fakta kecil saja, sudah barang tentu akan diketahui oleh pelaku pasar, dan harga kemudian akan bergerak sebagai respon atas fakta tersebut. Harga saham bisa menjadi semakin ‘jujur’ dalam merespon setiap fakta-fakta fundamental terbaru yang muncul di pasar. Itu yang membuat saham-saham tersebut semakin mudah untuk diprediksi bagi seorang trader retail yang hanya mengandalkan analisis teknikal sederhana.
Tingkat kesulitan untuk membaca pergerakan harga saham akan semakin meningkat seiring dengan semakin berkurangnya jumlah analis fundamental yang menganalisis saham tersebut.
Mau mencoba?
Happy trading… semoga untung!!!

October 10th, 2010
Satrio Utomo

Head of Research Division
PT Universal Broker Indonesia