Monday, November 15, 2010

Sulitnya memberikan rekomendasi ‘Cut Loss’

November 12th, 2010
Selamat siang…
Pak… saya punya posisi di saham XXXX… kecantol sudah agak lama.  Enaknya saya cut loss enggak ya pak? Kalau cut loss saya jual di harga berapa?
Pertanyaan ini adalah pertanyaan standar pada hari-hari begini. IHSG sudah naik sedemikian banyak, pemodal pasti ‘gatal’ melihat ada saham dalam portfolionya yang tidak naik-naik, atau tidak kembali ke harga belinya beberapa waktu yang lalu. Bagi anda yang mencari rekomendasi ‘Cut Loss’ kepada saya, tolong diingat, bahwa saya terikat oleh aturan pasar modal sebagai berikut
UU No. 8 Tahun 1995 Pasar Modal, Pasal 107:
Setiap Pihak yang dengan sengaja bertujuan menipu atau merugikan Pihak lain atau menyesatkan Bapepam, menghilangkan, memusnahkan, menghapuskan, mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, atau memalsukan catatan dari Pihak yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran termasuk Emiten dan Perusahaan Publik diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Tentu saja, itu semua argumentatif. Tapi.. ketika anda melakukan cut loss, maka anda rugi.  Dan jika saya ‘menyarankan posisi cut loss’ berarti saya dengan ‘sengaja merekomendasikan untuk rugi’.   Sehingga… jika saya menyarankan anda untuk cut loss, dan ternyata harga tidak turun.. malah naik. Apa tidak dengan mudah anda bilang: “lah… Pak Tommy, kemarin anda sengaja menyuruh saya untuk mengambil posisi rugi”… gimana ini?
Saya sebenarnya hanya mau main aman. Weblog ini adalah sebuah area publik. Artinya, preferensi resiko anda (pembaca) belum tentu saham dengan preferensi resiko saya. Jadi… mohon.. dengan hormat:
Jangan lagi minta rekomendasi CUT LOSS pada saya melalui website ini!!!
(Kalau anda mau konsultasi portfolio anda, anda bisa langsung bertemu saya di PT Universal Broker Indonesia, Menara BCA Lantai 49, Grand Indonesia.)
Meskipun demikian, saya ingin memberikan sedikit nasehat kepada anda yang ingin melakukan cut loss:
1. Cut loss adalah sebuah posisi trading.
Cut loss sebenarnya adalah sebuah posisi jual yang dilakukan dengan harapan harga masih akan bergerak turun dalam jangka pendek. Jika anda sekarang, anda juga harus memperhatikan:
* arah pergerakannya ke bawahnya ke berapa?
* berapa potensi penurunannya? jangan-jangan potensi penurunannya sudah tidak cukup lebar lagi.
2. Karena Cut loss adalah posisi trading, maka sebagai trader anda Harus DISIPLIN!!
Ketika cut loss adalah posisi trading, anda juga harus punya persiapkan bahwa anda bisa saja salah. Jadi: JIKA HARGA TERNYATA BERGERAK NAIK, DIMANA NANTI SAYA HARUS BAIBEK!!! Ingat loh ya… Karena posisi jual dulu terus baibek dibawah seperti ini adalah sebuah posisi trading.. posisi jangka pendek, maka anda juga harus disiplin ketika anda SALAH. Kalau anda tidak disiplin, posisi cut loss anda, malah bisa jadi ajang untuk realisasi kerugian investasi. Nggak bagus juga kan?
3. Terakhir, yang paling penting adalah: pikirkan kembali: Pelajaran apa yang anda dapat setelah anda cut loss?
Salah satu teman saya, pernah memasang status ini dalam FB-nya:
Mahalnya uang sekolah yang harus dibayar … Ini akibat loncat kelas ke SD tanpa melalui TK.
Realitas ini sebenarnya yang banyak dialami oleh para trader yang baru saja mulai trading semenjak bottom 2008 lalu. Baru dikasi bullish market selama satu tahun lebih sedikit, langsung diterjang koreksi seperti ini. Kecepatan koreksinya menyeramkan lagi. Tidak sempat dikasi ruang yang cukup untuk berpikir. Nah.. jika dalam kondisi seperti ini, anda kemudian terpaksa untuk cut loss, anda juga harus tahu dong: pelajaran apa yang anda bisa ambil dari posisi cut loss tersebut! Jangan sampai.. anda sudah bayar biaya sekolah yang mahal (maksudnya, dengan kerugian yang anda alami dengan melakukan cut loss), ehh.. ternyata.. tidak ada pelajaran satupun yang nempel di kepala anda. Sayang bukan?
Apa sih yang menjadi pelajaran terbaik ketika kita melakukan posisi cut loss?
Jika anda melontarkan pertanyaan itu kepada saya, maka jawaban saya adalah sebagai berikut:
  1. Trading memang berbeda dengan investasi. Kalau anda seorang investor, ya sudah toh. Anda kan investasi. Selama anda percaya pada value perseroan, mengapa anda harus bingung? Tenang saja. Nanti kan harga kan kembali. IHSG juga akan terus naik hingga level 5000 dalam 1 – 2 tahun.  Tapi.. kalau anda seorang trader… Hehehe… anda coba anda baca tulisan dari Gregg Capra dan Oliver Velez pada buku ini deh… kemudian anda renungkan: kesalahan apa yang telah anda lakukan sehingga anda berada dalam kondisi seperti sekarang ini.
  2. Prediksi, terutama presisi prediksi (hit rate) yang tinggi, tetap menjadi komponen penting dalam melakukan trading. Dalam trading, prediksi memang bukan hal yang paling penting. tapi, tanpa presisi prediksi yang tinggi, anda bisa apa? Mau pake money management doang? Kalau pas market naek, gak papa.. tapi.. kalau pas market seperti ini? Trading itu.. bukanlah MANAJEMEN POSISI NYANGKUT!
  3. Trading itu harus terencana, sehingga anda selalu tahu apa yang harus anda lakukan, kapan saja dan dalam kondisi market seperti apapun. Mau beli, mau jual, mau cut loss, mau take profit, semua harus ada planningnya. Dari planning itu, nanti anda bisa mengukur kualitas anda. Ingat, kualitas trading itu berbeda dengan kualitas prediksi!
  4. Dalam trading, anda menghadapi resiko SEORANG DIRI! Yang dibuat untuk membeli saham itu.. duit anda sendiri. Terkadang, orang lain yang merasa lebih pintar dari anda, menyuruh anda untuk beli ini, beli itu, beli ini, beli itu. Apakah orang lain itu akan bertanggung jawab ketika anda mengalami kerugian? Tentu tidak kan?
  5. Trading itu adalah sebuah permainan otak yang membutuhkan kerja keras. Seorang Utut Adianto tidaklah muncul dengan begitu saja dalam semalam. Untuk menjadi seorang pecatur handal, perlu pembelajaran, latihan, dan kerja keras. Trading, kurang lebih sama. Trading memerlukan kerja keras agar anda bisa memperoleh apa yang anda mau. Kalau nggak mau kerja keras untuk belajar? Jadi investor ajah. Market turun gini.. porto tinggal ditaruh. Ngapain juga prediksi pergerakan harga jangka pendek. Nanti kan balik lagi. Lebih nggak susah kan?
  6. Koreksi memang diciptakan agar kita dapat membedakan antara trader yang pintar dengan trader yang (hanya) beruntung. Trader yang pintar bisa melakukan posisi beli dan posisi jual dengan bijaksana dan terencana.  Sehingga bisa selamat dalam kondisi market seperti apapun juga.  Sedangkan Trader yang beruntung.. bentar juga menghilang. Ditelan ganasnya market. :D
Arah dari pergerakan harga itu, ada dua: Naik atau Turun.  Dan ‘Jual ketika harga akan bergerak turun’ adalah salah satu bagian dari strategi trading.  Jika anda adalah seorang trader, anda memang harus bisa lebih pintar untuk bisa mengambil keuntungan dari dua sisi arah pergerakan harga.

Happy trading… semoga untung!!!

Satrio Utomo
Traders Trainer, Market Analyst, Peminat Analisis Teknikal
Bekerja sebagai Head of Research di PT Universal Broker Indonesia.
Penulis buku ‘Membuat perencanaan trading dengan menggunakan suport, resisten, trend, dan FIBONACCI RETRACEMENT